Program MBG di Bangka Belitung

Cerita Hangat Program MBG di SMP Muhammadiyah Pangkalpinang, Uang Jajan Rp15 Ribu Bisa Ditabung

Fahmi, siswa kelas VII, terlihat gembira saat berbagi cerita. Dengan nada malu-malu, ia mengaku puas dengan menu yang disajikan.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Selasa, 23 September 2025, memuat headline berjudul Uang Jajan Rp15 Ribu Bisa Ditabung. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Suasana riuh tampak di SMP Muhammadiyah Pangkalpinang, Bukit Sari, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat para siswa berbondong-bondong menuju aula makan sekolah untuk menerima jatah Makan Bergizi Gratis (MBG).

Fahmi, siswa kelas VII, terlihat gembira saat berbagi cerita. Dengan nada malu-malu, ia mengaku puas dengan menu yang disajikan.

“Enak semua, lauknya pas porsi. Ada telur, ayam, semuanya enak,” ujarnya sambil tertawa kecil, Kamis (18/9/2025).

Sebelum ada MBG, Fahmi hanya membawa bekal dari rumah. Kadang bekal itu berupa masakan ibunya, atau beli nasi uduk. Pascadapat MBG, Fahmi kini hanya membawa makanan ringan seperti kue atau jajanan kecil lainnya.

Meski begitu, Fahmi tetap mengantongi uang jajan sebesar. Bedanya lagi, jika dulu uang jajan itu tak tersisa saat pulang sekolah. Kini Fahmi bisa menabung.

“Paling jajan Rp10 ribu, sisanya ditabung Rp5.000,” katanya.

Selain itu, Fahmi menyebut ibunya tak lagi repot menyiapkan bekal. Katanya, sang ibu kini hanya memasak untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Keceriaan di sekolah Selain hemat, menurut Fahmi, program MBG juga menambah keceriaan di sekolah. Ia bercerita bahwa momen makan bersama teman-teman membuat suasana sekolah lebih hangat.

“Bisa makan bersama dan senang kita bisa ngobrol juga. Sering juga sih ada yang enggak abis. Jadi, bisa dibagi. Ada yang kurang suka sama lauknya, jadi bisa dibagi juga. Kalau sekarang ini sudah cukup,” jelasnya.

Harapannya sederhana Fahmi program ini bisa terus ada dan bahkan meluas agar makin banyak anak-anak yang merasakan manfaatnya.

“Semoga bisa tersebar luas. Apalagi kepada anak-anak bukan di menengah ke atas. Jadi, bisa tersebar ke atas,” katanya.

Serupa dirasakan Nabila, siswi kelas 3 SMP Muhammadiyah saat ditemui terpisah.

“Makanannya sih enak-enak. Terus, sayurannya juga beragam. Setiap hari juga beda-beda, jadi enak gitu. Terus, buahnya juga rasanya segar juga,” kata Nabila.

Ia menambahkan, program MBG sangat membantu orang tuanya dalam hal biaya. Biasanya, orang tua harus menyiapkan bekal dan mengeluarkan uang lebih setiap hari.

“Soalnya setiap mau bikin bekal kan biasanya harus mengeluarkan duit. Jadi kalau ada MBG, jadi lebih mudah. Terus juga tepat waktu ngasih makanan,” jelasnya.

Bagi Nabila, porsi yang diberikan juga sudah pas. Tidak kurang, tidak lebih.

“Habis, itu cukup sama Nabila sendiri. Sesuai porsi. Enggak, soalnya Nabila enggak suka makan banyak,” ujarnya.

Saat ditanya menu yang paling ia sukai, matanya langsung berbinar. 

“Nasi ayam… ayam dengan kecap. Karena Nabila juga suka sama ayam, jadi lebih enak,” katanya penuh semangat.

Ia menyebut ayam kecap sebagai menu yang paling ia tunggu-tunggu. Meski begitu, ia mengaku tidak pilih-pilih makanan.

“Enggak sih, soalnya kalau pedas juga Nabila bisa pedas. Terus asin juga Nabila suka asin,” tambahnya sambil tersenyum lebar.

Bagi Nabila, MBG bukan hanya soal makanan gratis, tetapi juga kesempatan untuk menikmati variasi menu yang sebelumnya jarang ia rasakan. 

“Menurut Nabila sih makanannya enakenak,” ucapnya mantap.

Paket Buka Puasa

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Pangkalpinang, Sopian, menegaskan hal senada. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas pelaksanaan program MBG di sekolah.

“Alhamdulillah, dengan adanya MBG ini, anak-anak tentunya senang dan orang tua juga tentunya senang. Karena pagi hari, anak-anak dan orang tua tidak direpotkan lagi menyiapkan makanan dari rumah,” ujar Sopian.

Ia menilai para siswa menikmati menu yang disediakan.

“Untuk anak-anak, makanannya Alhamdulillah mereka suka, tidak ada yang tidak habis. Walaupun ada beberapa anak mungkin ada juga yang kurang selera, tetapi mayoritas anak-anak suka. Ya, salah satunya karena mereka tidak direpotkan di pagi hari. Mereka senang, mungkin terbantu lah. Tidak sibuk-sibuk sehingga langsung mengantarkan anaknya ke sekolah,” paparnya.

Lebih jauh, Sopian menyebut program ini juga menumbuhkan semangat.

“Kalau untuk anak-anak sangat senang kelihatannya. Artinya, mereka begitu semangat,” katanya.

Selain itu, sekolah juga menanamkan nilai kedisiplinan.

“Kalau di sini kita sistemnya ada antre untuk makan. Kita budayakan antre dulu, nanti baru masuk ke ruangan. Kemudian duduk dengan rapi, setelah semuanya tanpa suara atau senyap, baru kita mulai berdoa. Setelah makan, kita berdoa kembali, kemudian kita antre kembali untuk mengembalikan makanan di tempat awal,” jelasnya.

Sopian menambahkan, hingga kini tidak ada siswa yang memiliki alergi terhadap makanan. 

“Kalau alergi, kita tanyakan ke anak, ternyata tidak ada yang menyampaikan kalau mereka alergi. Cuma ada 1-2 orang anak memang makanannya itu-itu saja. Misalnya mereka hanya suka dengan ayam goreng, jadi harus bawa ayam goreng dari rumah dan tidak mau menggunakan lauk lain. Itu saja kalau untuk anak-anak,” katanya.

Bahkan, lanjutnya, sebagian siswa justru ingin menambah porsi. 

“Sehabis makan, selainnya kalau bisa nambah, mereka,” ungkapnya sambil tersenyum.

Saat ini, jumlah penerima manfaat program MBG di sekolah mencapai sekitar 120 siswa. Namun, pada hari-hari tertentu seperti Senin dan Kamis, sekitar 20 siswa dari panti asuhan yang berpuasa tetap mendapat perhatian.

“Alhamdulillah mereka artinya walaupun tidak makan di sini, mereka dapat untuk buka puasa diberikan paket makanan ringan seperti roti dan yang lainnya,” tambahnya. 

Menu Ayam Berbau Tak Sedap

Kabar terkait adanya menu MBG untuk anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Pangkalpinang yang sempat diterima dalam kondisi tidak layak konsumsi, akhirnya mendapat konfirmasi dari pihak sekolah penerima.

Kepala TK Pertiwi, Warsih, membenarkan bahwa pihaknya menerima 170 paket MBG pada Senin (22/9/2025) siang. Dari jumlah tersebut, ditemukan salah satu lauk atau menu berupa ayam yang mengeluarkan bau tidak sedap.

“Memang benar ada sebagian ayam yang berbau, tapi tidak semua menu. Begitu kami tahu, langsung saya instruksikan agar anak-anak tidak memakannya. Sedangkan susu, nasi, tahu, dan lauk lainnya masih bisa dikonsumsi,” kata Warsih saat dikonfirmasi pada Senin (22/9/2025) malam.

Warsih menegaskan, tidak ada anak-anak yang sampai mengonsumsi ayam tersebut. Paket yang berbau pun tidak dikembalikan, karena sebagian sudah teracak atau disentuh anak-anak.

“Yang kami kembalikan hanya paket yang memang sudah dibuka dan tidak habis. Untuk ayam yang berbau langsung kami pisahkan, anak-anak tidak makan,” jelasnya.

Ia juga menilai, insiden ini kemungkinan terjadi karena makanan terlalu lama berada di dalam wadah tertutup. Saat penutup dibuka, muncul bau tak sedap dari lauk ayam.

“Bisa jadi terlalu lama ditutup, sehingga pas dibuka baunya keluar. Tapi kami memaklumi hal ini, anak-anak juga tidak sampai makan ayamnya. Dan tidak semua berbau ada juga yang tidak bau,” katanya.

Warsih mengakui, porsi makan untuk anak-anak TK memang relatif kecil. Bahkan, makanan bekal dari rumah sekalipun jarang dihabiskan oleh anak. Karena itu, meskipun ada lauk ayam yang tidak bisa dimakan, pihak sekolah memastikan hal tersebut tidak menimbulkan masalah serius.

“Kami tidak terlalu mempermasalahkan ini, karena porsi makan anak-anak TK kan tau sendiri, sangat sedikit sekali. Jadi ada yang tidak dimakan, ada yang memang tidak mau, jadi aman,” tambahnya.

Sebelumnya, pemberitaan mengenai paket MBG berbau ini sempat menjadi perhatian publik usai mencuat di sejumlah media sosial hingga grup WhatsApp. Program MBG sendiri merupakan program pemerintah pusat yang juga telah disalurkan ke sejumlah sekolah di Kota Pangkalpinang.

Dilaporkan ke Mitra 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Erwandy, saat dikonfirmasi mengenai masalah ini, menyatakan bahwa setiap temuan terkait penerimaan MBG akan disampaikan kepada penyedia jasa yang merupakan mitra dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami akan sampaikan dan berkoordinasi pada mitra penyedia, di sini kami hanya sebagai penerima manfaat,” tegas Erwandy dilansir dari kompos.com.

Dia juga menegaskan, keputusan guru untuk tidak melanjutkan menyantap menu MBG yang dinilai bermasalah adalah langkah yang tepat.

“Memang benar jangan dilanjutkan, bagaimana kalau anak-anak keracunan, bisa tambah masalah,” tambahnya.

Erwandy juga menyampaikan, Dinas Pendidikan akan mengecek langsung terhadap menu MBG yang dibagikan di sejumlah sekolah.

“Kami akan sampaikan, termasuk nanti dicek Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari mana, apakah dari kepolisian atau bukan karena sudah ada wilayah masing-masing,” pungkasnya

Sudah Diuji

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar dipastikan aman untuk dikonsumsi. Seluruh menu yang didistribusikan melalui SPPG telah melalui pemeriksaan ketat dari Dinas Kesehatan, Dinas Pangan dan Pertanian, hingga pengawasan BPOM.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go, mengatakan, pengawasan ini menjadi langkah penting agar tidak terjadi kasus keracunan seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah lain.

“Di Pangkalpinang, ada lima SPPG yang saat ini beroperasi. Semuanya sudah melalui pemeriksaan, baik dari sisi gizi, kebersihan, maupun kandungan bahan makanan seperti bebas pestisida. Kita pastikan mutu dan kualitasnya benar-benar terjaga,” tegas Mie Go kepada awak media, Senin (22/9/2025) usai penyaluran MBG di SDN 30 Pangkalpinang.

Ia menyebut, pengalaman di daerah lain menjadi pembelajaran berharga agar Kota Pangkalpinang lebih waspada dan memperketat pengawasan. Menurutnya, kolaborasi lintas instansi sangat penting untuk memastikan tidak ada kejadian serupa.

“Mudah-mudahan di Pangkalpinang tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka sebelum itu terjadi tentu kita mitigasi, kita evaluasi, dan kita diskusikan bagaimana menjaga kebersihan serta kualitas makanan. Kita punya Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Kesehatan, serta BPOM yang selalu berkoordinasi untuk memantau pelaksanaan di setiap SPPG,” jelasnya.

Selain itu, Sekda menegaskan bahwa Pemkot Pangkalpinang berkomitmen menjaga kualitas gizi peserta didik. Ia menekankan pentingnya MBG tidak hanya sekadar program nasional, tetapi juga sebagai upaya nyata menyiapkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

“Anak-anak kita adalah aset masa depan. Mereka harus mendapatkan asupan makanan yang sehat, bergizi, dan aman. Karena itu, pemerintah daerah akan terus mengawal agar program ini berjalan baik dan memberi manfaat besar bagi peserta didik kita,” tambah Mie Go.

Saat ini, lima SPPG yang beroperasi di Kota Pangkalpinang meliputi SPPG City Hall, SPPG Gerunggang, SPPG Polda Taman Sari, SPPG Pondok Cabik Batin Tikal, dan yang terbaru SPPG Berlian.

(x1/t2)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved