Berita Bangka Belitung

Latihan Terintegrasi 2025: Alutsista TNI Perkuat Pengamanan Aset Nasional di Bangka Belitung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipilih sebagai lokasi latihan karena nilai strategis dan ekonominya yang tinggi.

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
IST/Dokumentasi Lanud H AS Hanandjoeddin
LATIHAN TNI TERINTEGRASI - Aksi penurunan pasukan dari udara menjadi rangkaian Latihan TNI Terintegrasi Tahun 2025 yang digelar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Rabu (19/11/2025). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -  TNI menunjukkan kesiapannya dalam menjaga kedaulatan negara dan mengamankan aset nasional melalui Latihan TNI Terintegrasi Tahun 2025 yang digelar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Berdasarkan siaran rilis Lanud H AS Hanandjoeddin pada Sabtu (22/11/2025), latihan besar yang melibatkan 41.397 personel dari tiga matra ini turut dihadiri Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Wakasau Marsdya TNI Tedi Rizalihadi, Wakasad Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Wakasal Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Pangkohanudnas Marsdya TNI Andyawan, Pangkoopsudnas Marsdya TNI Minggit Tribowo, Pangkorpasgat Marsdya TNI Deny Muis, serta pejabat TNI lainnya.

Hadir pula Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Jaksa Agung ST Burhanuddin, serta Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh dari titik tinjau di Desa Mabat, Kabupaten Bangka.

Latihan ini tidak hanya menjadi ajang uji kemampuan dan profesionalisme prajurit serta alutsista TNI, tetapi juga bagian penting dari upaya negara menghadapi potensi ancaman terhadap sumber daya alam strategis, termasuk sektor pertambangan di Bangka Belitung.

Selain operasi tempur, latihan ini juga mencakup unsur Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sebagai bentuk kehadiran TNI dalam menjaga stabilitas nasional di wilayah yang rawan penyalahgunaan sumber daya.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipilih sebagai lokasi latihan karena nilai strategis dan ekonominya yang tinggi. 

Kawasan ini diketahui menyimpan cadangan timah besar dan sekaligus rentan terhadap praktik penambangan ilegal yang menyebabkan kerusakan lingkungan, hilangnya potensi pendapatan negara, serta potensi konflik sosial.

Presiden RI sebelumnya menegaskan pentingnya pengamanan kawasan tersebut, mengingat terdapat sekitar 1.000 titik tambang ilegal yang beroperasi dan berpotensi menyebabkan kehilangan hingga 80 persen produksi timah nasional.

Menindaklanjuti arahan Presiden, TNI mengerahkan kekuatan alutsista secara besar untuk mendukung latihan dan pengamanan terpadu. 

Unsur alutsista yang dikerahkan antara lain puluhan Rantis Maung, 15 drone taktis, 3 KRI, 2 KAL, 1 sea rider, 5 RHIB, 4 RBB, heli Bell TNI AL, 3 pesawat F-16 untuk bombing, pesawat C-130 Hercules, CN-295, pesawat intai Boeing AI-7303, 3 heli Caracal dan Super Puma, serta 3 pesawat Boeing VIP.

Penggelaran kekuatan ini menjadi bukti komitmen TNI dalam memastikan seluruh jalur keluar-masuk material timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada dalam pengawasan negara.

Dalam rangkaian kegiatan, Menhan dan Panglima TNI turut menyaksikan demonstrasi Serangan Udara Langsung (SUL) oleh F-16 dari Skadron Udara 16, dilanjutkan penerjunan taktis ratusan prajurit Yonif 501/18/2/K. 

Latihan juga menampilkan simulasi penangkapan ponton ilegal, perebutan cepat sasaran galian pasir, serta peninjauan hasil penertiban di Dermaga Belinyu, Kabupaten Bangka, dan lokasi galian pasir di Dusun Nadi, Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah.

Dengan sinergi kekuatan personel dan alutsista modern, TNI menegaskan kesiapan penuh dalam mengamankan aset nasional, serta menjaga kekayaan sumber daya alam Indonesia dari ancaman internal maupun eksternal, khususnya di wilayah strategis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

(Posbelitung.co/Dede Suhendar) 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved