Kisah Penyamaran Wartawan Bongkar Praktik Aborsi

Kisah pengalaman wartawan menyamar untuk membongkar praktik aborsi dan penjualan bayi di Sulut membuat peserta PUSPA 2016 merinding.

FRANSIKA NOEL/TRIBUN MANADO
Jurnalis Harian Tribun Manado berpose usai menyelesaikan presentasinya terkait pengalaman melakukan penyamaran untuk membongkar praktik aborsi dan penjualan bayi di Sulut. Presentasi ini dilakukan di hadapan peserta PUSPSA 2016 yang berlangsung di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. 

POSBELITUNG.COM, YOGYAKARTA – Ada yang menarik saat gelaran acara Temu Nasional Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) 2016 yang digelar selama tiga hari di Yogyakarta, 30 Mei-1 Juni 2016.

Kisah pengalaman wartawan menyamar untuk membongkar praktik aborsi dan penjualan bayi di Sulut membuat peserta PUSPA 2016 merinding.

Sebelumnya panitia telah memilih 50 inspirator dari sekitar 400 peserta untuk diberi kesempatan berbicara tentang pengalaman mereka menginsirasi Indonesia.

Sulawesi Utara sendiri terpilih satu peserta, yaitu Fransiska Noel, jurnalis Harian Tribun Manado. Pengalamannya turun dalam misi investigasi dan penyamaran untuk membongkar praktik aborsi dan penjualan bayi yang sudah berlangsung puluhan tahun di Sulut benar-benar membuat peserta ‘merinding’.

Penyamaran berani itu terjadi pada Mei 2011 yang berhasil mengungkap malapraktik aborsi serta sindikat penjualan bayi yang melibatkan seorang dokter, pemilik sebuah klinik di Paal 2 Manado.

Saat masuk klinik, pasien yang menyamar langsung disambut ramah seorang wanita. Ia resepsionis klinik. Selanjutnya ia menanyakan keperluan keperluan pasien. Ia membuka laci meja, entah mencari apa, tapi menutup kembali.

Saat tahu pasien ingin melakukan aborsi, resepsionis tersebut menelepon dokter Elizabeth. Pasien wanita kemudian dipanggil untuk berbicara langsung dengan dokter. Saat itu dokter menanyakan keperluan pasien "Kenapa, apakah sudah terlambat? Apakah cuma mau datang kontrol atau apa?", tanya dokter.

Pasien meminta ingin berbicara langsung dengan dokter dengan alasan urusan penting. Dokter langsung menjawab, ""Oh, apakah mau kasih keluar, tidak mau pelihara anaknya yah? Kalau iya saya akan langsung pulang ke klinik," tanya dokter bersemangat. Si pasien mengiyakan.

Menunggu kedatangan dokter adalah masa yang menegangkan. Sekitar 20 menit kemudian sebuah mobil sedan masuk. "Itu dokter so tiba," ujar Yl.

Pintu mobil terbuka dan dokter langsung bertanya, "Mana pasiennya?" Pertanyaan basa-basi, karena saat itu hanya ada satu perempuan saja di ruangan. Ia tersenyum, ia berbicara tenang, suaranya ramah. "Mari kita periksa dulu,". ujarnya.

Kemudian pasangan pasien dan dokter masuk ke dalam ruangan, tempat aborsi dilakukan. Ada bau obat bercampur sedikit bau anyir darah.

Ruangan sangat kotor, bantal, selimut, dan kasur di atas bangsal sudah kumal. Setelah pembicaraan harga dan tawar menawar, dokter kemudian meminta stafnya untuk menyiapkan kamar dan alat-alat yang akan digunakannya untuk aborsi. "Tidak lama hanya berkisar tiga menit . Jangan takut, nyanda sakit," kata dokter lalu bersiap berdiri mengajak pasien ke kamar operasi.

Tapi sayang, beberapa detik kemudian sekitar delapan orang pria merangsek masuk. "Selamat sore ibu, kami anggota kepolisian dari Polda Sulut. Kami membawa surat perintah pemeriksaan, tolong dibantu," ujar seorang petugas polisi

Secara keseluruhan ada tiga kalimat penting yang menjadi inti dari seluruh rangkaian acara Temu Nasional PUSPA 2016 yang digelar selama tiga hari di Yogyakarta.

Acara yang diprakarsai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI ini mengundang lebih sekitar 400 peserta dari berbagai kalangan dari seluruh Indonesia, seperti LSM, tokoh agama, unit kerja KP3A di tiap daerah, tokoh masyarakat, hingga insan pers.

Tiga kalimat menggugah Indonesia itu diberi nama ‘Three Ends’ yaitu Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Akhiri Perdagangan Manusia, Akhiri Kesenjangan Ekonomi Antara Laki-laki dan Perempuan.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved