Dalam Persidangan, Psikolog Ungkap Keseharian Jessica Termasuk Soal Hubungan Intim
Pola ini diungkap di persidangan saat status Jessica menjadi tersangka.
POSBELITUNG.COM, JAKARTA – Persidangan Jessica Kumala Wongso, terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin, menghadirkan pakar perilaku, yaitu saksi ahli psikologi klinis, Antonia Ratih Andjayani, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).
Melalui siaran langsung Kompas TV, Antonia mengungkap bagaimana pola keseharian Jessica dengan keluarga, teman dekat, termasuk pacar.
Pola ini diungkap di persidangan saat status Jessica menjadi tersangka.
Saat itu Jessica diperiksa selama enam jam dalam keadaan sadar, sehat, dan bisa bertanggung jawab.
Menurut Antonia, ada hal-hal yang ditemukan tidak sinkron.
Bahkan hubungan keakraban dengan orang lain, termasuk dalam berhubungan intim dengan pasangan, sifatnya dangkal.
“Ketika masuk ke dalam pertanyaan-pertanyaan di kasus Olivia, apa yang ditampilkan, ketika ditanya dengan apa yang ada di kejadian itu tidak sesuai,” ungkap Antonia.
Antonia juga mempertanyakan gerak-gerik Jessica di rekaman CCTv pada menit 16.29 sampai 16.34.
Gerakan itu seperti beberapa kali melihat tas, memindahkan gelas, dan memindahkan papper bag.
Ratih Andjayani menyatakan dalam pemeriksaannya terhadap Jessica Wongso ditemukan ketidaksinkronan keterangan Jessica dengan keluarga dan teman dekatnya.
"Misalnya, ketika dia dibilang orang pemaaf, dalam pertanyaan berikutnya, jawabannya bisa berbeda. Ketika dalam pola selanjutnya, jawaban Jessica sangat common sehingga tak bisa detail," kata Antonia.
Kemudian, saat psikolog masuk pada hubungan relasional dengan pasangan, sifat dangkal ditemukan.
Antonia menyatakan, Jessica Wongso masuk dalam kategori Amorous Narcissist.
Amorous Narcissist adalah mereka yang sering kali menggunakan kebohongan yang rumit, untuk beralih dari hubungan yang satu ke hubungan yang lain.
Kepribadian Jessica dalam kategori itu dinilai cukup dominan.
Salah satunya ditemukan saat pertanyaan terkait apa yang terjadi di Kafe Olivier diberikan.
Menurut dia, ketidakcocokan itu kembali muncul.
"Sekilas tampaknya betul, tetapi ketika harus ditelusuri lagi satu per satu dan dihubungkan, ada hal yang tak sinkron."
"Untuk bisa melakukannya, dibutuhkan kecerdasan luar biasa dan dari kecerdasan tersebut, apa yang menjadi kategorinya dia, ternyata masuk dalam kategori amorous narcissist. Indikasinya kuat," kata Antonia.
Seperti diketahui, saksi ahli psikologi dihadirkan dalam sidang dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin, yang meninggal seusai minum kopi mengandung sianida di Kafe Olivier.
Dalam kasus ini, rekan Mirna, Jessica Wongso ditetapkan jadi tersangka.
Benarkah Wanita Gemuk dan Berpayudara Besar Lebih 'Hot' di Ranjang, Ini Penjelasannya: Perempuan gemuk Ternya... https://t.co/LrokDW2HQK
— Pos Belitung (@PosBel) 15 Agustus 2016
