Mau Menambang Timah di Laut Pulau Belitung, PT Timah Belum Punya Amdal
Rencana aktivitas penambangan timah di laut Pulau Belitung dengan menggunakan KIP bukan hanya dari pihak PT Timah Tbk saja, tapi juga swasta
Penulis: Evan Saputra | Editor: Rusmiadi
"Kita belum mau berandai-andai, tetapi kami dasarnya mengoptimalkan wilayah yang dimiliki. Kami berharap produksi di Belitung dapat dilakukan," kata Riza, Sabtu (1/10/2016) lalu.
Ia mengatakan persoalannya adalah perizinan untuk menambang yang masih menjadi kendala. "Kalau ada izinnya kita lakukan," ujarnya.
Dia menambahkan, pemahaman kegiatan penambangan dapat merusak pariwisata harus diluruskan.
"Saya rasa nggak seperti itu, tambang merusak pariwisata. Kita bisa lihat Phuket (Thailand), yang mana kawasan itu dulunya daerah penambangan sekarang menjadi lokasi wisata terkenal," kata Riza.
PT Timah Tbk mengungkap cadangan yang dimiliki perusahaan tersebut. Konsesi pertambangan yang dimiliki perusahaan plat merah itu memiliki cadangan 1,1 juta ton timah.
Cadangan paling besar berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni 801.882 ton. Sementara di Kepulauan Riau sebesar 328.392 ton.
Demikian dipaparkan Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Agung Nugroho saat gathering dengan media di Griya Timah, Sabtu (1/10/2016). Data tin resource itu per 31 Desember 2015.
Di Bangka Belitung, cadangan timah terbesar PT Timah Tbk berada di laut yakni 442.944 ton. "Komposisi kita di Bangka Belitung, 55 persen offshore (laut) dan 45 persen onshore (Darat)," kata Agung.
Sementara di Kepulauan Riau, 84 persen cadangan di offshore. Total PT Timah Tbk memiliki 117 IUP.
Direktur Utama PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pihaknya adalah satu di antara tiga perusahaan timah terbesar di dunia.
Sementara saat ini kebutuhan timah di dunia meningkat, dan suplai yang ada terbatas. Tahun 2015 lalu, terjadi defisit 7.350 metrikton terhadap kebutuhan dunia sebesar 330.550 metrikton.(*)