'Bahkan Iblis Saja akan Terkejut Mengetahui Metode Penyiksaan ISIS'
Dari balik tirai jendela kamarnya, pria 29 tahun bernama Riyad Ahmed menyaksikan ekstremis-ekstremis ISIS menyeret penduduk biasa masuk ke penjara.
Dindingnya tetutup jelaga yang melindunginya dari api yang dibakar para ekstremis ISIS yang kabur, namun kurungan besi yang ukurannya hanya lebih besar dari orang dewasa masih utuh.
Ahmed, yang belajar bahasa Inggris ketika pasukan AS menduduki Irak setelah menggulingkan Saddam Hussein pada 2003, sungguh senang bisa berbicara kepada para wartawan asing setelah dua tahun khawatir bakal dibunuh karena bisa berbahasa Inggris.
"Kami hidup di neraka, bagaikan zombie (mayat hidup)," kata dia.
Penduduk yang tetap bertahan di Hammam al-Alil bercerita mereka terpaksa berjejal-jelas sampai 100 orang memenuhi rumah-rumah mereka selama berhari-hari demi menghindari dipaksa dibawa ke Mosul ketika ISIS mundur dari kota kecil ini.
"Mereka tak mengetahui kami ada di sini. Kami tidak mengeluarkan suara. Tak ada cahaya, tak ada suara, tidak saling berbicara," kata Ahmed.
Baca: Kasir Tol Ditampar Oleh Pria yang Diduga Oknum PNS, Kejadiannya Terekam CCTV
Keluarganya menyimpan makanan demi menghindari keluar rumah. Mereka juga harus bersaing menggunakan kamar mandi.
Begitu kota mereka dibebaskan pasukan Irak, mereka pun keluar untuk saling menyelamatkan, setelah berhari-hari tak bertemu.
Seorang letnan di Hammam al-Alil dan menyingkir ke pegunungan sepekan setelah eksekusi besar-besaran bekas personel keamanan Irak oleh ISIS, mengaku menjadi saksi saat ISIS membunuhi orang-orang di sebuah ladang.
Ribuan penduduk dari desa-desa selatan Mosul yang dipaksa menjadi tameng hidup oleh ISIS, berhasil menyelamatkan diri ke kamp-kamp pemerintah, sedangkan yang lain dipaksa masuk lebih dalam ke wilayah kekuasaan ISIS.
"Jika pasukan Irak terlambat beberapa hari saja, kami mungkin sudah di Mosul. ISIS ingin membawa kami," kata Ahmed.
Tidak seberuntung Ahmed
Tariq, seorang pelajar teknik, mengatakan dia dan tetangganya menyesaki sebuah rumah berhari-hari sebelum ISIS mundur karena mereka tidak ingin dibawa ISIS.
Suatu ketika, kata Tariq, ekstremis-ekstremis ISIS itu memakai seragam tentara Irak untuk memancing keluarga-keluarga yang bersembunyi itu keluar dari rumahnya karena yakin pasukan Irak telah masuk ke kota mereka.
Begitu warga-warga malang ini keluar untuk menyambut kedatangan tentara yang disangkanya pasukan Irak itu, para ekstremis ISIS langsung memberondong mati keluarga ini.
"Bahkan bayi usia satu tahun saja, mereka tembak kepalanya," kata tariq seperti dikutip Reuters. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/isis_20161026_130119.jpg)