Ini Standar Mesin Tambang di Perut Bumi
Aktivitas pertambangan bawah ini, sangat berbeda juah dengan kondisi tambang dibagian atas yang bisa menghirup udara secara bebas.
Penulis: Disa Aryandi |
Laporan Wartawan Pos Belitung Disa Aryandi
POSBELITUNG.COM, BELITUNG - Ingin mengetahui, bagaimana sebetulnya standar terhadap aktivitas pertambangan didalam perut bumi.
Sebab, aktivitas pertambangan bawah ini, sangat berbeda juah dengan kondisi tambang dibagian atas yang bisa menghirup udara secara bebas.
Brake dan Nixon (2008), pakar ventilasi tambang Australia menetapkan, standar idealnya setiap 1 KW mesin diesel yang beroperasi ditambang bawah tanah, membutuhkan minimum 0.05 m3/detik volume aliran pada saat mesin tersebut beroperasi.
"Tapi operasi ventilasi tambang bawah tanah, diberbagai dunia mencatat bahwa volume aliran yang dimasukkan dari kipas angin pada lubang – lubang tambang akan berkurang sebanyak 30%. Untuk itu, minimum volume aliran yang harus digunakan per KW mesin yang beroperasi adalah 0.065 m3/detik," ungkap Veri Yadi Geologis lokal Lulusan The Camborne School of Mines, University of Exeter, United Kingdom kepada posbelitung.com, Jumat (10/3/2017).
Kata dia, tambang bawah tersebut dalam akses horizontal dan mempunyai akses keatas, kebawah maupun bercabang – cabang. Perihal itu membuat beberapa pilihan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan udara dalam lubang tersebut.
"Pertama, metode yang mengacu kepada Tambang Australia untuk mencapai udara masuk dan keluar seimbang (return air raise). Dengan menggunakan satu kipas angin pada lubang masuk utama (gambar 1), minimum angka volume aliran udara adalah 0.05 m3/detik per KW mesin diesel, maka tiap – tiap cabang lubang tambang akan membutuhkan 0.065 m3/detik," jelasnya.
Dengan tiga cabang yang dilayani oleh satu kipas utama, maka akan membutuhkan, 3 x 0.065 m3/detik, yaitu 0.195 m3/detik. Itu dengan ukuran lubang bukaan di tambang dalam Kelapa Kampit, 2m x 1.8m, dan kecepatan angin dari kipas angin sebesar 0.5 m/s.
"Maka membutuhkan volume aliran udara, 0.5 x 2 x 1.8, yaitu 1.8 m3/detik dan berdasarkan 30% antisipasi aliran udara masuk yang akan hilang, maka menjadi 2.34 m3/detik. Sehingga total aliran udara untuk tipe ini adalah, 0.195 + 2.34 = 2.535 m3/detik per KW," bebernya.
Selanjutnya, Veri mengatakan, posisi empat kipas angin sebagai suplai udara bersih diletakkan pada permulaan lubang horizontal (level) yang menyebabkan udara masuk secara parallel ke 4 cabang.
"Metode ini memungkinkan tiap – tiap lubang akan mendapat pasokan udara bersih. Kebutuhan volume aliran udara tipe ini adalah 3 m3/detik per KW," pungkasnya.(*)