Admin Grup FB Idang Kite Ngembangun Belitung Diperiksa Polisi Soal Ini
Penyidik dan unit Satreskrim Polres Beltim memfasilitasi Dudung melakukan mediasi dengan pihak RSUD Beltim tersebut.
Penulis: Dedi Qurniawan |
Laporan Wartawan Pos Belitung Dedy Qurniawan
POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Kedatangan admin grup facebook Idang Kite Ngembangun Belitong Akhlanudin alias Dudung ke acara Musrenbang Kabupaten Beltim 2018 di auditorium Zahari MZ, Komplek Perkantoran Terpadu Pemkab Beltim, Jumat (23/3/2017) berakhir di kantor Polres Beltim.
Dia diperiksa polisi selama sekitar tiga jam untuk dua laporan pencemaran nama baik.
Laporan pertama adalah laporan dugaan pencemaran nama baik oleh warga Manggar bernama Loli dan laporan kedua adalah laporan dugaan pencemaran nama baik oleh RSUD Beltim.
Pantauan Pos Belitung sekitar pukul 15.00 WIB, setidaknya tampak pihak RSUD Beltim yakni dr. Rudy dan Humas RSUD Beltim beserta mantan Direktur RSUD Beltim Dianita Fitriani.
Baca: Isu Penculikan Anak Bikin Ibu-ibu Ketakutan
Baca: Ini Penjelasan Polisi Soal Pemeriksaan Admin Grup Facebook Idang Kite Ngembangun Belitong
Baca: Heboh! Ada Anak Nyaris Diculik, Facebooker: Tembak Mati Saja Pelakunya
Penyidik dan unit Satreskrim Polres Beltim memfasilitasi Dudung melakukan mediasi dengan pihak RSUD Beltim tersebut.
Hasilnya, meskipun sudah melontarkan permintaan maaf pada pertemuan tersebut, Dudung membuat pernyataan permintaan maaf yang ditulis tangan dan bermaterai.
Lamanya pemeriksaan Dudung dinyatakan terjadi karena masalah gangguan pendengaran yang ia alami.
Penyidik sampai harus mengetikkan dulu pertanyaan kemudian Dudung menjawab dengan mengetikkan jawaban.
Beberapa penyidik tampak kerepotan dan kesal saat memeriksa Dudung dengan kesulitan ini.
Kesulitan yang sama juga terjadi saat Dudung dimediasi dengan pihak RSUD Beltim.
Baca: Ini Lo Gaya Rambut yang Lagi Populer di Kalangan Remaja Belitung
Baca: Isu Penculikan Anak, Dandim Belitung Minta Orangtua Selalu Waspada
Beberapa kali terdengar suara keras dari Dianita Fitirani saat menngkonfirmasi Dudung soal laporan RSUD Beltim ke Polres Beltim.
Jika tidak begitu, yang terjadi adalah pembicaraan yang tidak nyambung.
Kesulitan yang sama juga dirasakan Pos Belitung saat mengkonfirmasi soal kasus yang menimpanya.
Dia mengaku mengalami gangguan pendengaran.
Akibatnya pertanyaan diajukan dengan cara tertulis yang kemudian ia jawab.
"Bilong aku ne yang dapat nengar gak sebelah kiri. Tuli aku ne," ujarnya.
Mantan Direktur RSUD Beltim Dianita Fitriani mengatakan, laporan itu disampaikan pada 2016 lalu.
Saat itu di group Facebook yang ia kelola, Dudung memposting tudingan bernada hujatan dan makian tanpa didukung data yang benar.
Tudingan itu berbunyi RSUD Beltim menolak pasien dan adapula tudingan memungut uang kepada pasien padahal yang terjadi adalah pasien tersebut tidak terdaftar di BPJS Kesehatan.
"Maksudnya kami, apapun komentar, itu harus benar, harus dipastikan dulu. Bukan kami menolak kritik, memang kami harus terbuka dengan masukan tapi disampaikan dengan cara yang benar," kata Dianita.
Permintaan maaf Dudung secara tertulis, kata Dianita, akan dikonsultasikan kembali kepada Bupati Beltim Yuslih Ihza.
Konsultasi tersebut bertujuan untuk menentukan apakah laporan atas Dudung akan dicabut atau tidak oleh RSUD Beltim.
"Karena pemilik RSUD Beltim itukan pemerintah daerah, dalam hal ini diwakili oleh Bupati Beltim. Jadi langkah apapun yang diambil, kami harus dapat persetujuan," kata dia.
Selain oleh pihak RSUD Beltim, Dudung juga didatangi pihak radio BFM, Noval, guna mengklarifikasi ke Dudung karena merasa dicemarkan nama baik mereka di media sosial.
BFM memang tak menyampaikan laporan polisi terkait ini.
Noval mengatakan, ia datang hanya untuk mengklarifikasi Dudung atas kerugian yang mereka rasakan .
"Dia mengatakan radio BFM itu radio rasis, dia memfitnah keponakan angkat saya sebagai seorang pelacur. Dia menggunakan akun Facebook dia menggunakan foto keponakan angkat saya itu. Itu ada bukti semua. Saya tujuannya untuk mengklarifikasi, saya mau rekam bicaranya dia. Saya mau tahu tujuannya fitnah begitu karena apa," kata Noval.
Noval bahkan tak yakin dengan alasan Dudung yang mengaku mengalami gangguan pendengaran.
Dia menduga Dudung hanya berpura-pura mengalami gangguan sebanrnya untuk mempersulit penyelidikan.
"Itupun akal die lah. Dak tuli die tu, ada sedikit tapi masih bisa dengar," kata Noval.
Dikonfirmasi Pos Belitung, Akhlanudin mengatakan kritik yang ia sampaikan membuat banyak orang tidak senang.
Ia menyebut dan mengakui kritiknya terlalu vulgar.
Soal RSUD Beltim, misalnya, Dudung mengakui sendiri bahasa yang ia sampaikan bukanlah mencerminkan budaya Belitong.
"Jadi wajarlah (banyak orang tidak senang). BFM itu soal tahun yang lalu, itu kasus Dona (penyiar BFM) yang diberhentikan oleh Ozi (bos BFM). Dona mengadu dengan saya. Itulah inti masalahnya (jadi merembet-merembet). Kuping aku yang dapat nengar itu cuma sebelah kiri," kata Dudung.
Dudung mengaku akan pensiun membahas persoalan Belitonng di dunia maya.
Hal itu ia ucapkan saat diminta tanggapannya soal pemeriksaan polisi yang ia jalani pada hari ini.
"Pensiun. Aku malas mengurus masalah Belitong agik e. Mending ngurus masalah pekerjaan aku. Jadi pensiun total (soal Belitong). Saya memang kritikus. Saya meminta maaf tadi untuk menyelesaikan masalah. Ya sebaiknya musyawarah mufakat, andaikata saya salah, saya ngaku salah. Saya bertanggung jawab, saya tidak dendam," kata Dudung.
Akhlanudin atau Dudung diketahui adalah admin grup Facebook Idang. Kite Ngembangun Belitong.
Dia mengaku bekerja di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka).
Dudung juga disebut-sebut kerap mengaku-ngaku sebagai wartawan dan editor di media yang berada di bawah naungan Uhamka. (*)



 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											