Macan Tutul dan Beruang Terlihat di Hutan Belitung, Ini Penjelasan Orang yang Melihatnya
Masyarakat Belitung tak pernah melihat ini berkeliaran di hutan. Tapi orang ini mengaku pernah melihatnya dan kemudian mencatatnya ke dalam buku
POSBELITUNG.COM - Pulau Belitung berada di antara dua pulau besar yakni Kalimantan dan Sumatera.
Kondisi ini membuat satwa di Belitung hampir sama seperti yang ada di dua pulau tersebut.
Namun ada satwa yang asing bagi telinga penduduk Belitung yakni macan dahan dan beruang madu.
Kebanyakan masyarakat Belitung tak pernah meilihat ini berkeliaran di hutan.
Namun bukan berarti Pulau Belitung tak memiliki macan dahan dan beruang madu.
Buktinya, ada orang mengaku pernah melihatnya dan kemudian mencatatnya ke dalam buku.
Penasaran? Siapa orang itu?
Dia adalah Fei Xin, anggota pasukan Cheng Ho dalam ekspedisi ke berbagai negara.
Fei Xin kemudian menulis buku Xingcha Shenglan pada tahun 1436 yang isinya menceritakan apa-apa saja yang sudah ia lihat dalam perjalanan bersama Cheng Ho.
Pada tahun 1413, armada Cheng Ho tiba di Pulau Belitung.
Pada kesempatan itu, Fei Xin dapat melihat baragam hal yang ada di Pulau Belitung dan kemudian mecatatnya.
"Wilayah ini menghasilkan macan tutul, beruang, kulit rusa, dan cangkang penyu. Sedangkan komoditi yang diperdagangkan dengan mereka yakni seperti beras, makanan, kain suta berwarna-warni, " tulis Fei Xin dalam bukunya Xingcha Shenglan.
Berdasarkan keterangan ini dapat diketahui bahwa Pulau Belitung pada tahun 1400-an memiliki satwa macan tutul dan beruang yang diperdagangkan.
Namun kenyataannya sekarang, kedua satwa tersebut nyaris tak pernah terlihat.
Pemerhati Ekologi Belitung Marwan Hasan menyakini kebenaran informasi Fei Xin.
Menurut Marwan, ekosistem Pulau Belitung memang sesuai untuk macan tutul dan beruang.
"Secara khusus untuk macam tutul, yang dulu pernah ada di Belitung kemungkinan adalah Macan dahan kalimantan atau Neofelis diardi, kalau beruang ya beruang madu itu lah, bisa dari Kalimantan atau dari Sumatera," kata Marwan kepada Pos Belitung, Jumat (2/6/2017).
Ia menambahkan, pada zaman purba posisi Pulau Belitung menyerupai seperti jembatan yang menghubungkan Kalimantan dan Sumatera.
Karena itu tak heran bila Pulau Belitung juga memiliki satwa sama seperti kedua pulau besar tersebut.
Bahkan pada penambang Cina pada zaman kolonial Belanda pernah menemukan tulang gajah saat menggali kolong timah.
"Jadi benar kalau disebut dulu pernah ada macan tutul dan beruang, mungkin kepunahan mereka berlangsung pada tahun 1600 atau 1700," kata Marwan.
Kepunahan macan tutul dan beruang madu Belitung diduga disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, jelas karena perburuan, karena kegiatan tersebut adalah bagian dari kebudayaan kuno masyarakat Belitung.
Kedua, karena persaingan. Artinya wilayah tempat mencari makan kedua satwa itu semakin sempit akibat keberadaan manusia.
Ketiga, karena penyakit.
Seperti apa macan tutul dan beruang madu yang diperkirakan pernah hidup di Belitung.
Simak dua video berikut ini :
Deskripsi lebih lanjut mengenai catatn Fei Xin ini bisa dilihat dalam buku Hsing-chʻa-sheng-lan: The Overall Survey of the Star Raft,
Volume 4 dari South China and maritime Asia, ISSN 0945-9286
Diterjemahkan oleh J.V.G. Mills, 1996 di Jerman.