9 Kronologis Tradisi Nirok Pulau Belitung, Ada Aksi Dukun Aik Sampai Kisah Buaya

Singkat kata, Nirok adalah kegiatan para pria satu kampong di sebuah Lembong yakni aliran sungai yang mulai mengering dan membentuk...

kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.
Dukun Aik membasuh tirok dan kemudian berdiam diri 

Bangkit dari diamnya, Dukun Aik pun kemudian mencabut Tirok miliknya dan menusuk-nusukkannya ke segala arah.

Lihat bagaimana gelombang air tampak melingkar berirama saat aktivitas tersebut berlangsung, seolah menjadi sinyal bagi para penghuni di dalam air.

Dukun Aik menusukkan tiroknya ke sejumlah arah.
Dukun Aik menusukkan tiroknya ke sejumlah arah. (kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

7. Berenang ke Tengah Sungai

Selanjutnya Dukun Aik berenang ke tengah sungai sambil membawa Tirok.

Kepalanya tampak ditenggelamkan setengah, sehingga bagian mata berada di dalam air dan ubun-ubun tetap berada di atas.

Dukun Aik berenang ke tengah sungai.
Dukun Aik berenang ke tengah sungai. (kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

8. Dukun Aik Beri Kode Dimulainya Tradisi Nirok

Dukun Aik kemudian menggapai sebuah batang yang melintangi sungai dan duduk di atasnya.

Setelah itu ia kembali menusuk-nusukkan Tirok ke dalam air seolah mengecek ke dalaman sungai dan memberi peringatan bagi para penghuni di bawah air.

Dukun Aik kembali menusukkan tiroknya di tengah sungai.
Dukun Aik kembali menusukkan tiroknya di tengah sungai. (kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

Setelah itu ia pun berdiri di atas batang tersebut.

Sepintas bila dilihat dari jauh tampak Dukun Aik seolah sedang berdiri di atas air.

Ia kemudian mengusap wajah dan kembali jongkok sambil menutup mulutnya.

Aksi Dukun Aik saat detik-detik menjelang dimulainya tradisi Nirok.
Aksi Dukun Aik saat detik-detik menjelang dimulainya tradisi Nirok. (kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

Para partisipan pun hanya bisa bungkam melihat aksi tersebut dan terus memperhatikan gerak-gerik Dukun Aik.

Sejurus kemudian, Dukun Aik mengangkat Tirok miliknya dan memukulkannya ke permukaan sungai.

Pukulan Tirok ke atas permukaan tersebut adalah sebuah kode yang berarti para partisipan sudah boleh menceburkan diri ke sungai.

Dukun Aik memukulkan Tirok ke permukaan air sebagai kode dimulainya tradisi Nirok.
Dukun Aik memukulkan Tirok ke permukaan air sebagai kode dimulainya tradisi Nirok. (kolase/posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

Bagian ini tampak epic guys! Heroic! Kereeen!

Karena pada saat itu semua partisipan yang berjumlah hampir 100 orang menceburkan diri ke sungai dan menusuk-nusukkan Tirok masing-masing ke dalam sungai untuk mendapatkan ikan.

Para partisipan beramai-ramai masuk ke dalam sungai.
Para partisipan beramai-ramai masuk ke dalam sungai. (kolase/posbelitung.co/Wahyu K.)

9. Merasa Terinjak Punggung Buaya

Aksi epic Dukun Aik membuat mereka yakin bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, termasuk ular mapun buaya!

Suasana tradisi Nirok yang berlangsung di dalam sebuah Lembong di Desa Batu Penyu.
Suasana tradisi Nirok yang berlangsung di dalam sebuah Lembong di Desa Batu Penyu. (posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.)

“Kadang sebagian orang merasa dirinya seperti menginjak punggung buaya, tapi hal itu biasa, karena mereka yakin buaya tersebut sudah diamankan oleh Dukun Aik,” ungkap seorang warga kepada Pos Belitung.

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved