Selembar Nota dari Ajudan, Soekarno Mendadak Hentikan Pidato Pasca G30S/PKI, Isinya Mencekam
"Nota itu berisi informasi sekelompok pasukan tak dikenal yang menanggalkan segala tanda pengenal mereka sehingga..."
Sementara saat Soekarno berpidato, satu di antara ajudannya menyela, dan menyerahkan selembar nota.
Setelah membacanya, Soekarno mengumumkan sesuatu yang amat penting telah mencekam dirinya, dan bermaksud meninggalkan tersebut sebentar.
Dua pejabat lainnya saat itu, Soebandrio dan Chaerul Saleh juga mengetahui isi nota itu.
Begitu tahu isi nota tersebut, mereka juga pergi meninggalkan sidang.
Baca: Deby Fatimah, Penghafal Quran yang Wafat Seusai Ambil Wudlu Sholat Magrib Saat Gempa di Palu
Baca: Polosnya Rafathar, Bilang Raffi Ahmad Lagi Sama Cewek Lain, Begini Reaksi Nagita Slavina
"Nota itu berisi informasi sekelompok pasukan tak dikenal yang menanggalkan segala tanda pengenal mereka sehingga identitasnya tak diketahui, telah menduduki posisi mengepung istana," tulis Peter.
Menurut Peter, awalnya nota itu ditujukan kepada Pangdam Jaya, Amir Machmud.
Lalu, ia mengatakan tak apa-apa.
Belakangan, diketahui Soekarno meninggalkan sidang kabinet, dan menuju Istana Bogor.
Di sana Soekarno bertemu sejumlah pejabat, hingga menghasilkan Surat Perintah 11 Maret, atau yang biasa dikenal Supersemar.
Isi Supersemar "memerintahkan" Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu demi menjaga keamanan Presiden Soekarno, dan Indonesia.
Film 'Pengkhianatan G30S/PKI' Disebut Meneror Satu Generasi
Sebuah peristiwa terjadi tanggal 30 September, 53 tahun silam.
Malam itu, 30 September 1965, sekelompok tentara mengepung sebuah rumah di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca: Oarfish Diyakini Penanda Gempa dan Tsunami Akan Terjadi, Pakar Tak Menampik dan Beberkan Alasannya
Baca: Ditemukan di Saluran Air, Anak Kecil Ini Ternyata Terpisah dari Orangtua Saat Gempa-Tsunami di Palu
Wajah-wajahnya terlihat garang dengan senjata laras panjang di tangan.
Dari dalam rumah, tepatnya sebuah kamar di lantai 2, seorang perwira TNI AD yang merupakan empunya rumah tidak panik.