Begini Skenario Rusia Jika Benar-benar Menyerang NATO, Eropa Timur Sasaran Pertama
Begini Skenario Rusia Jika Benar-benar Menyerang NATO, Eropa Timur Sasaran Pertama
Logistik Militer
Rusia juga meningkatkan kemampuannya dalam mengelola logistik militer, satu hal yang tak pernah menjadi "keahlian" Rusia sejak zaman Uni Soviet.
Unit-unit angkutan berat untuk mengangkut kendaraan lapis baja ke garis depan lewat jalan raya telah mengurangi ketergantungan Rusia terhadap kereta api.
Baca: Bocah 7 Tahun Ini Pilih Ular Korba Sebagai Temannya Bermain
Baca: Anies Baswedan Beberkan soal Pembicaraannya dengan Jokowi di Istana Negara, Ternyata Tentang Ini
Hal ini amat menguntungkan Rusia, sebab jika perang pecah maka rel kereta api merupakan sasaran pertama untuk memutus jaringan logistik.
Anti-serangan Udara
Rusia juga memperbaiki salah satu sektor yang secara tradisional lebih bagus dibanding NATO yaitu persenjataan anti-serangan udara.
Kemunculan sistem pertahanan udara S-400 dan nantinya S-500 membuat para perancang strategi perang NATO harus berpikir keras.
Sebab dengan jangkauan tembak hingga 400 kilometer, satu baterai unit S-400 bisa mengancam daerah yang amat luas di Eropa.
Rusia juga banyak menginvestasikan dana untuk modernisasi kekuatan nuklir non-strategisnya yang bahkan dalam hal ini Rusia mengalahkan Amerika Serikat.
Investasi Rusia dalam pengembangan sistem logistik, unit-unit pertahanan udara yang mematikan, dan kekuatan misil nuklir yang terus ditingkatkan jelas-jelas menunjukan niat negeri itu.
Baca: Beginilah Jawaban Rocky Gerung saat Ditanya Tentang Prestasi Jokowi: Belum Nemu sampai Sekarang
Baca: Jokowi Sebut Stop Berpolitik Layaknya Genderuwo yang Menakut-takuti Rakyat
Invasi ke Eropa Timur
Sehingga latihan militer Zapad 2017 dan Vostok 2018 menunjukan Rusia memang dalam kesiapan penuh untuk melakukan invasi ke Eropa Timur.
Pertanyaannya, apakah Rusia akan benar-benar melakukan invasi?
Saat ini NATO memiliki 2 juta personel militer aktif sementara Rusia "hanya" kurang lebih 1 juta orang. NATO juga memiliki angkatan udara dengan total jumlah 13.000 pesawat terdiri atas jet tempur hingga pengebom.
Sedangkan, jumlah pesawat tempur Rusia jauh di bawah yaitu hanya 3.914 unit saja. Namun, di darat Rusia memiliki keuntungan karena memiliki lebih dari 20.000 unit tank sedangkan NATO hanya diperkuat 10.000 tank.