Begini Skenario Rusia Jika Benar-benar Menyerang NATO, Eropa Timur Sasaran Pertama

Begini Skenario Rusia Jika Benar-benar Menyerang NATO, Eropa Timur Sasaran Pertama

dpa/S Chirikov/dw.com
PASUKAN tank Rusia akan menjadi andalan tempur ketika invasi ke negara NATO dilakukan. 

Sayangnya, dari jumlah tank yang amat banyak itu, karena Rusia masih memasukkan ribuan tank buatan era Uni Soviet. Kerugiannya, jika perang pecah tank-tank kuno ini butuh waktu berpekan-pekan untuk dibenahi agar siap bertarung.

Dan, meski sudah dianggap siap bertarung, tank-tank kuno ini kalah kelas dan persenjataan dibanding tank-tank modern milik NATO.

Baca: Kisah Pilot Cantik Athira Farina Digoda Penumpang dan Gaji Rp 50 Juta

Baca: Ashanty Hanya Kenakan Daster dan Tak Pakai Make Up saat Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Asisten ini

Kelemahan NATO

Di sisi lain, meski NATO memiliki superiorita s teknologi dan jumlah personel serta peralatan tempur, tetapi ada dua kelemahan besar di tubuh NATO.

Pertama, kekuatan militer NATO amat tergantung pada Amerika Serikat yang meski memiliki doktrin yang mampu memenangkan perang di dua front sekaligus tetapi mereka berada jauh dari Eropa.

Kekuatan terbesar militer AS tetap berada di negaranya, di seberang Samudera Atlantik. Sehingga jika perang melawan Rusia pecah, maka pasukan AS di Eropa akan melakukan taktik defensif sambil menunggu bantuan dari "kampung halaman" yang bisa memakan waktu beberapa pekan.

Kelemahan kedua NATO adalah buruknya komitmen negara-negara anggotanya, terutama yang berada di Eropa, dalam pembiayaan aliansi ini.

Dari 29 anggota, hanya delapan negara yang menganggarkan dua persen dari GDP untuk kepentingan militernya. Sehingga menimbulkan ketidakseimbangan komitmen di antara negara-negara anggota aliansi militer ini.

Meski banyak faktor yang memicu buruknya komitmen ini, banyak pengamat menilai anggota NATO sudah terlalu nyaman berada di dalam lindungan global AS.

Baca: Bocoran dari Sahabat, Maia Estianty dan Irwan Mussry Akan Gelar Resepsi di GBK, Segini Tarif Sewanya

Baca: Terkenal Sadis, Gembong Narkoba El Pacho Ternyata Mohon-mohon ke Hakim Agar Diizinkan Peluk Istri

Tak hanya masalah pendanaan yang bisa melemahkan NATO, perpecahan aliansi ini juga dipicu pernyataan Presiden Donald Trump.

Berbagai pernyataan Trump memicu pertanyaan terkait komitmen AS terkait pasal 5 perjanjian NATO yang menyebut serangan terhadap satu negara anggota adalah serangan terhadap seluruh anggota NATO.

Di saat sebagian besar rakyat AS mendukung sekutu AS jika terjadi perang, tetapi semuanya tetap menjadi keputusan presiden.

Gunakan Nuklir

Setelah pencaplokan Semenanjung Crimea dan keterlibatan dalam konflik Ukraina pada 2014, NATO menambah kekuatannya di tiga negara Baltik yaitu Estonia, Latvia, Lithuania, plus Polandia.

NATO menempatkan empat batalion multinasional di keempat negara itu secara permanen dengan basis rotasi. Sebagai anggota NATO paling rapuh, keempat negara itu sudah lama khawatir akan meningkatnya niat agresi militer Rusia.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved