Kisah Pelari Tuna Netra yang Menginspirasi

Solomon menyelesaikan lomba berjarak 42.195 kilometer tersebut dalam 3 jam 7 menit.

Jerusalem Post
Pelari marathon tuna netra asal Israel, Avi Solomon (kiri). 

POSBELITUNG.CO, LONDON - Ajang marathon ternama London Marathon 2019, akhir bulan lalu meninggalkan kisah inspiratif tentang Avi Solomon, pelari tuna netra asal Israel.

Solomon menyelesaikan lomba berjarak 42.195 kilometer tersebut dalam 3 jam 7 menit.

Ia menempuh jarak di jalan kota London yang panjang dan berangin tersebut itu dengan ditemani dua pendamping: Lior Berhano untuk setengah jarak dan dilanjutkan Ariel Goldsmith hingga mencapai garis finish.

Terinspirasi Mark Zuckerberg dan Bill Gates, Remaja ini Bisa Bobol Situs NASA dengan Mudah

Ayah enam anak yang berasal dari Ramat Beit Semesh, Israel ini mendapat sambutan dari para penonton London yang meneriakkan,"Go Solomon!" dan juga, "Israel! Israel!" sepanjang rute.

"Saya sangat bahagia dapat menyelesaikan London Marathon," kata Solomon.

"Ini pengalaman yang tak terlupakan yang dapat terwujud dengan bantuan banyak pihak. Juga dapat terwujud dengan kerja keras dan niat baik semua yang terlibat, terutama tim kami serta keluarga," lanjutnya.

Agen Pogba Dijatuhi Hukuman, Rencana Kepindahan ke Real Madrid Terancam Gagal

Sebelum berangkat ke London, Solomon menyiapkan diri dengan mengikuti half-marathon Tel Aviv dengan menempuh waktu 1 jam 26 menit.

Waktunya ini dianggap lolos kualifikasi London Marathon. Kini Solomon berharap dapat lolos mengikuti pesta olahraga Paralimpik 2020 di Tokyo.

Solomon, 36, lahir di Ethiopia dan mulai kehilangan penglihatannya pada usia 6 tahun setelah mengalami infeksi di desa kecil tempat kelahirannya.

Cetak Hattrick di Liga Champions, Lucas Moura Sejajar Del Piero dan Cristiano Ronaldo

Setelah pindah ke Israel, Solomon sempat menjalani operasi pemuluhan penglihatannya.

Namun ia kemudian kehilangan samasekali kemampuan penglihatannya 17 tahun lalu.

Mengenal olahraga atletik saat SMA, Solomon sebenanya merupakan atlet lari jarak pendek.

Kehilangan penglihatan tidak membuat Solomon melupakan kemampuan dan bakatnya pada olahraga lari.

"Saya mulai ikut lomba sekitar delapan tahun lalu," kata Solomon.

"Setelah satu setengah tahun saya mengikuti kejuaraan dunia di Korea Selatan dan mengalami cedera. Pengalaman cedera ini justru memotivasi untuk tetap berusaha ikut dalam kejuaraan internasional."

Supaya Tidak Kebablasan, Ini Cara Eni Nuraini Menjaga Lalu Muhammad Zohri

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved