WIKI Belitung

Kisah Sanem yang Dulu Sekolah Tak Beralas Kaki, Kini Menjadi Bupati Belitung

Sanem terlahir bukanlah dari seorang pejabat di Pulau Belitung, dan bukan lahir dari seorang tokoh populer. Menopang ekonomi keluarganya hanya dari ha

Penulis: Disa Aryandi |
Posbelitung/disa
Profil H Sahani Saleh 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Lahir di Burung Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur 7 November 1958, Sahani Saleh tidak pernah terpikir atau mempunyai cita-cita ingin menjadi Bupati Belitung. Lantaran keseharian putra alm Saleh ini, aktivitasnya hanya seorang nelayan, dan petani. Selama hidup berusia balita, hingga Dewasa putra Belitung yang disapa Sanem itu, tinggal di Desa Mengkubang, Kecamatan Damar.

Sanem mengisahkan, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sanem sudah ikut bersama orang tuanya untuk membantu mempertahankan ekonomi keluarga.

Pulang sekolah pukul 10.00 WIB, setelah itu Sanem beranjak ke kebun untuk bercocok tanam. Aktivitas itu dilakukan oleh Bupati Belitung dua periode ini setiap hari. Sanem pun harus berjalan kaki setiap hari dari rumah sejauh 3 kilometer.

Sanem menempuh pendidikan di SD Negeri Mengkubang, Kecamatan Damar. Di sekolah tersebut berkumpul anak-anak yang orangtuanya dari kalangan berada, seperti anak pejabat PT Timah dan staf-stafnya. Melihat teman-temannya diantar menggunakan motor dan mobil, ada terbersit rasa iri Sanem karena dirinya hanya berjalan kaki sejauh 4 kilometer tanpa alas kaki.

"Tapi dari situ pula saya bertekat untuk terus bersemangat, itu sebagai pemacu," katanya.

Usai pendidikan SD, Sanem kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Budi Utomo Kelapa Kampit hingga kelas 2. Kemudian pindah ke SMP Muda Karya Manggar pada kelas 3.

"Itu saya pakai sepeda sekolahnya, 30 - 40 kilometer lah setiap hari dari rumah mengayun sepeda. Masuk sekolah jam 1 siang, start dari rumah itu jam 10 pagi sambil membawa pancing. Pancingan itu saya bancor dulu di kolong IC, nanti sepulang sekolah saya ambil," kata dia.

Apabila dapat, hasil pancingan ikan itu langsung dijual oleh Sanem ke warga dan membuatnya harus pulang ke rumah hingga pukul 19.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Uang hasil belanja tersebut lantas dikumpulkan oleh Sanem untuk keperluan sehari-hari.

Ia menempuh pendidikan SLTA di STM Tanjungpandan dan meninggalkan ke dua orang tuanya di Mengkubang. Selama di STM Tanjungpandan itu, menyewah kontrakan bersama dengan rekan-rekannya secara patungan di rumah pak Jamaludin, Alamat Simpang Empat Kampung Ujong, Tanjungpandan.

Sejak menempuh pendidikan SLTA, bukan hanya sekolah saja digeluti oleh Sanem ketika itu. Namun ia bekerja sebagai buruh bangunan di perumahan Susastra, sembari mengikuti bos nya bernama Dadang. Pekerjaan itu digeluti oleh Sanem setiap hari, mulai pagi hingga siang hari.

"Soalnya kalau siang itu aku sudah masuk sekolah, terkecuali hari libur. Ya hasil duit nya tadi, buat makan, untuk bayar sewa rumah. Karena waktu itu tekat saya ingin sekolah tinggi pokok nya, supaya bisa jadi orang," tuturnya.

Ia menempuh pendidikan kuliah, di Akademi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta. Untuk berangkat ke tempat pendidikan itu, yang dibawa oleh Sanem hanya modal nekat, lantaran hanya memegang uang Rp 30.000,- dan pergi ke Jakarta terlebih dahulu menggunakan kapal kayu.

Kali pertama datang ke Jakarta, sempat membuat Sanem kebingungan. Lantaran sebelumnya tidak pernah menginjakan kaki ke Pulau Jawa. Tiba di sana, ia yang hanya seorang diri langsung bertanya bagaimana cara menuju Yogyakarta.

Transportasi yang didapati setelah itu adalah menggunakan kereta api, melalui Station Senin. Di terminal itu Sanem sempat menginap satu malam, dan kemudian berangkat pukul 15.00 WIB serta baru tiba di Yogyakarta subuh menjelang pagi.

"Saya ingat benar waktu sampai di Jogja itu yang pertama kali saya dengar lagu 'selamat datang di Jogja'. Setelah itu saya cari lagi Asrama calimoa Jogja di situlah saya hidup selama di Jogja," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved