Naik LRT Palembang, Cuma Bayar 5-10 Ribu Bebas Macet dan Tepat Waktu, Ini Keunggulannya

MENCOBA menaiki moda transportasi bebas macet di kota Pempek Palembang menjadi satu keseruan tersendiri.

Penulis: Edy Yusmanto CC |
Tribunnews.com
LRT Palembang Lintasi Jembatan Ampera 

BANGKAPOS.COM - MENCOBA menaiki moda transportasi bebas macet di kota Pempek Palembang menjadi satu keseruan tersendiri.

Transportasi itu akrab disebut LRT atau Lintas Rel Terpadu.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kesempatan itu datang juga.

Liburan lebaran 1440 Hijriah kemarin, menjadi momen penting demi mencoba moda transportasi modern ini.

Bangkapos.com mengutip wikipedia Indonesia LRT Palembang (nama resminya LRT Sumatra Selatan) adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan model Lintas Rel Terpadu yang beroperasi di Palembang, Indonesia, menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring.

Pembangunan LRT ini difungsikan sebagai sarana transportasi penunjang warga Palembang dan sekitarnya, termasuk untuk menunjang mobilitas penonton dan atlet pada Pesta Olahraga Asia 2018.

Harga Tiket Lion Air Turun hingga 50 Persen, Ini Daftar Tarif Harga dan Rute Penerbangannya

Diperkirakan proyek ini menghabiskan dana sedikitnya Rp10,9 triliun rupiah.

LRT ini dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang

Sejarah

Pada awalnya Palembang merencanakan membangun monorel dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum karena berdasar penelitian yang ada, kota Palembang akan mengalami macet total pada 2019 mendatang.

Dalam rangka menyambut Pesta Olahraga Asia 2018 di Palembang, rencana pembangunan monorel tersebut kemudian dibatalkan karena kesulitan mencari investor yang dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta proyek dianggap kurang menguntungkan.

Monorel kemudian diganti dengan LRT yang dianggap lebih efektif.

Proyek senilai Rp9,4 triliun ini diminta dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan penugasan konstruksi pada BUMN.

Presiden Joko Widodo kemudian menandatangani Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di Sumatra Selatan tanggal 20 Oktober 2015.

Menurut Perpres, pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya Tbk untuk membangun prasarana LRT meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi.

Pendanaan proyek di 2016 akan dibiayai PT Waskita Karya. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN 2017 dan 2018.

Pembangunan prasarana LRT Palembang selesai pada Februari 2018. Serangkaian uji coba dilaksanakan sejak Mei hingga Juli 2018, termasuk uji coba terbatas dengan penumpang pada 23-31 Juli 2018.

Operasi penuh LRT Palembang dimulai pada 1 Agustus 2018, dengan 6 stasiun prioritas dibuka untuk melayani penumpang dari dan menuju tempat pertandingan Pesta Olahraga Asia 2018

Armada

Hingga Agustus 2018, sebanyak delapan rangkaian kereta ringan yang diproduksi PT Industri Kereta Api tiba di Palembang sejak April 2018, masing-masing rangkaian kereta terdiri dari tiga gerbong.

Setiap rangkaian kereta mampu mengangkut hingga 722 penumpang: 231 penumpang di gerbong pertama dan ketiga, dan 260 orang di gerbong kedua. Sementara, kapasitas tempat duduk sebanyak 78 penumpang.

Rangkaian kereta dapat mengangkut penumpang dari Bandara SMB II menuju Jakabaring dengan waktu tempuh sekitar 30-45 menit.

Kereta ini memiliki sistem daya kelistrikan 750 V DC dengan aliran listrik rel ketiga.

Setiap rangkaian yang diproduksi PT Industri Kereta Api di Madiun terbuat dari aluminium, dengan dimensi tinggi rangkaian 3.700 mm, tinggi lantai kereta 1.025 mm, jarak antar bogie 11.500 mm, dan panjang setiap rangkaian kereta dengan tiga gerbong sepanjang 51800 milimeter (169,9 ft).

Bahan pembuat rangkaian kereta yang diproduksi PT Industri Kereta Api sebagian besar sudah berasal dari material dalam negeri.[16]

Stasiun

Ada 13 stasiun pada jalur LRT ini dan 1 depot. 12 stasiun di antaranya telah beroperasi sejak 6 Oktober 2018.

Setiap rangkaian kereta akan berhenti selama 1 menit di setiap stasiun, kecuali di setiap stasiun akhir perjalanan rangkaian kereta akan berhenti selama 10 menit 5 di antara 13 stasiun yang ada dilengkapi dengan jembatan penghubung dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.

Direncanakan setiap stasiun LRT Palembang akan terhubung dengan layanan bus Trans Musi yang telah beroperasi sebelumnya

LRT Palembang berjalan melalui rel-kereta-layang tanpa balast dengan lebar sepur 1.067 mm, yang membentang sepanjang 23,4 kilometer (14,5 mi) dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di ujung barat menuju Depot OPI di ujung timur.

Teknologi persinyalan kereta ini menggunakan metode sinyal fixed-block, dengan dilengkapi peralatan rel ketiga.

Rel kereta dibangun menyeberangi Sungai Musi, sejajar dengan Jembatan Ampera.

Jumlah penumpang dan tarif

Pemerintah menargetkan jumlah penumpang sebesar 96.000 orang per hari melalui proyek ini, dengan perkiraan pertambahan jumlah penumpang hingga 110.000 orang pada tahun 2030.

Tarif sekali angkut penumpang kereta ini sebesar Rp5.000,00 per penumpang dari dan ke stasiun mana saja, kecuali untuk ke Bandara SMB II dipatok tarif Rp10.000,00 per penumpang.

Tarif ini disubsidi pemerintah dengan kisaran Rp200-300 milyar setahun hingga jumlah penumpang yang menaiki moda ini dapat menutup biaya operasional.

Bagaimana, kalian berminat?

Yuk ke Palembang naik LRT dan menikmati banyak hal termasuk wisata dan kuliner khasnya.

Dijamin seru-seru banget guys....

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved