Waspada Terhadap Penularan Virus Corona Tapi Jangan Panik, Begini Cara Mengatasinya

Wabah virus corona dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization (WHO) menyatakan sebagai pandemi.

Dok. KBRI di China
WNI di Wuhan dievakuasi pemerintah Indonesia dan diberangkatkan Minggu (2/2/2020) dini hari waktu setempat. Sebanyak 245 WNI akan tiba di Indonesia dan langsung dikarantina di Pulau Natuna. 

Dalam ilmu psikologi, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan dan tindakan seseorang. Yang terjadi saat ini, menurut Koentjoro, karena ketidaksiapan masyarakat menerima berbagai aliran informasi soal Covid-19, akhirnya kecemasan itu muncul.

Frustasi Dikarantina, Valentino Rossi Sebut Corona Kacaukan Semua Rencananya

"Secara psikologis itu menggambarkan ketakutan, bahwa kecemasan itu menular. Ketika ketakutan dan kecemasan itu menular, maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya," jelas Koentjoro.

Untuk itu, penting kesadaran untuk tidak panik dalam menghadapi situasi ini.

"Obat apa pun juga, atau penyakit apa pun juga, kalau sudah dengan panik itu tidak akan baik. Oleh karena itu, yang pertama, jangan panik," ujar dia.

Penanganan pasien virus corona di China.
Penanganan pasien virus corona di China. (YONHAP / AFP)

Koentjoro menyebutkan, kepanikan yang terjadi saat ini salah satunya karena banyaknya informasi yang diterima masyarakat.

Ia juga mengingatkan pentingnya memahami bagaimana sebaiknya kita mengonsumsi informasi dan meresponsnya. Menurut dia, banjirnya informasi tak akan memengaruhi psikologis seseorang jika orang tersebut siap menerima informasi tersebut.

"Kalau masyarakat siap, enggak masalah (akses informasi sebanyak mungkin)," ujar Koentjoro.

Jika tidak siap, maka akan terjadi kepanikan. "Tidak ada batasan, Kalau akses bukan seberapa banyak yang dia konsumsi. Tapi seberapa jauh siap kita menghadapi kenyataan," lanjut dia.

Warga Turki Jadikan Parfum Sebagai Senjata Atasi Virus Corona: Beralkohol Tinggi, Begini Jelasnya

Ketika ada kepanikan setelah menerima beragam informasi, menurut Koentjoro, ada ketidakjelasan informasi yang diterima.

Melihat perkembangan saat ini, Koentjoro mengatakan, ada kekhawatiran situasi yang berpotensi menimbulkan kepanikan masih akan berlangsung.

"Ini kan masih baru awal dari satu rangkaian yang nanti akan panjang. Sehingga kekhawatiran saya lebih pada paranoid massal sehingga nanti menjadi semacam bisa menjadi agresivitas," kata dia.

Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk menjaga kewaspadaan dengan memahami soal virus corona, cara penularan, dan bagaimana mencegah agar tak tertular dari virus itu.

Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari
Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Diingatkan pula untuk mengikuti imbauan pemerintah agar selalu menjaga jarak minimal 2 meter ketika berada di ruang publik, dan tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Social distancing dan pembatasan gerak dianggap efektif untuk menekan meluasnya penularan virus corona. Selain itu, rajin mencuci tangan dan selalu membawa hand sanitizer saat bepergian. 

(Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Tetap Waspada tetapi Tidak Panik di Tengah Kekhawatiran Wabah Virus Corona

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved