Seorang Pria 63 Tahun Ditembak Mati karena Langgar Aturan Lockdown Filipina, Ini Jelasnya

Insiden ini adalah kasus pertama yang dilaporkan polisi menembak warga sipil karena menolak mengikuti lockdown untuk mengekang penyebaran virus corona

Guardian via Maria Theresa Depano
Covid-19 Merebak di Asia Tenggara, Filipina Isolasi 670 Pekerja Medis 

POSBELITUNG.CO -- Seorang pria berusia 63 tahun ditembak mati di Filipina, setelah mengancam para pejabat desa dan polisi dengan sabit di pos pemeriksaan virus corona ( COVID-19 ).

Adapun informasi itu disampaikan oleh pihak kepolisian pada Sabtu (4/3/2020).

Si pria diyakini mabuk ketika ia mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di kota Nasipit, provinsi selatan Agusan del Norte, Kamis, kata sebuah laporan polisi. 

"Tersangka itu diperingatkan oleh petugas kesehatan desa," ungkap laporan tersebut yang dikutip dari Al Jazeera.

"Karena (dia) tidak mengenakan masker," kata laporan itu.

Bisnis Kuliner Tutup Lantaran Corona, Ussy Sulistiawaty: Aku Jauh Lebih Beruntung, Nggak Mau Protes

"Tapi tersangka marah, mengucapkan kata-kata memprovokasi dan akhirnya menyerang personil menggunakan sabit," terang laporan tersebut.

Lebih jauh, tersangka ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya. 

Insiden ini adalah kasus pertama yang dilaporkan polisi menembak warga sipil karena menolak mengikuti lockdown untuk mengekang penyebaran virus corona.

Peringatan Duterte: Ikuti Perintah Saat Ini

Rodrigo Duterte (The Sun)
Rodrigo Duterte (The Sun)

Presiden Rodrigo Duterte telah memperingatkan terkait hal ini pada Rabu (1/4/2020) kemarin.

Dalam peringatannya, Duterte telah memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah, khususnya dalam penanganan virus corona.

Zoom Banyak Digunakan saat Social Distancing, Ternyata Ada Bahaya yang Tak Disadari Penggunanya

"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.

"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter, karena itu adalah kejahatan serius," tegas Duterte.

"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mereka mati!," jelas Duterte.

Pulau utama Luzon di Filipina telah ditutup selama satu bulan sejak 16 Maret 2020.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved