Hari ini 96 Tahun Lalu Dalam Sejarah, Turki Resmi Menjadi Negara Republik, Begini Jelasnya
Kesultanan Ottoman sendiri dibubarkan pada 3 Maret 1924 dan seluruh anggota dinasti tersebut diasingkan keluar dari Turki.
Pihak Sekutu membalas hal tersebut dengan memperluas wilayah pendudukan di Istanbul pada 16 Maret 1920, menangkap serta mendeportasi banyak deputi.
Damad Ferid kembali menjadi wazir pada 5 April 1920. Dengan dukungan kelompok agama, ia bertekad untuk menghancurkan kelompok pendukung Mustafa Kemal.
Tekanan dari berbagai arah
Mustafa Kemal dan pendukungnya dihadapkan pada tekanan dari berbagai arah.
Terjadi pemberontakan lokal, pasukan resmi Ottoman, dan konflik dengan Yunani. Kebutuhan mendesak pertama adalah membangun fondasi resmi sebelum melakukan tindakan apa pun.
Pada 23 April 1920, Majelis Nasional Besar bertemu di Ankara dan secara tegas menyatakan bahwa pemerintahan sultan harus menentang penjajahan asing.
• Sunarsih, Si Nenek Penjual Nasi Pecel Sumbang Celengan Umrah Buat Tangani Corona: Uang Bisa Dicari
Undang-Undang Dasar 20 Januari 1921 menyebutkan, majelis menyatakan bahwa kedaulatan adalah milik bangsa.
Majelis dianggap sebagai wakil bangsa yang sejati dan satu-satunya. Nama negara dinyatakan sebagai Turki (Türkiye), dan kekuasaan eksekutif dipercayakan kepada dewan eksekutif yang dipimpin oleh Mustafa Kemal.
Mustafa Kemal akhirnya bisa berkonsentrasi penuh pada perang dan berhasil meredam pemberontakan lokal serta mengalahkan pasukan Ottoman. Pada 1920-1921, pasukan Yunani membuat kemajuan besar, dan hampir mencapai Ankara.
Kemudian, berhasil dikalahkan pada Pertempuran Sungai Sakarya, 24 Agustus 1921 serta membawa Turki menduduki Izmir pada 9 September 1922.
Perlahan bangkit
Saat itu, Mustafa Kemal dan pendukungnya sudah mulai mendapatkan pengakuan Eropa. Pada 16 Maret 1921, Perjanjian Soviet-Turki memberi Turki keuntungan dengan kembalinya Kota Kars dan Ardahan ke Turki.
Masalah domestik mendorong Italia untuk mulai menarik diri dari wilayah Turki yang didudukinya. Berdasarkan Perjanjian Ankara, Perancis setuju untuk meninggalkan wilayah selatan Kilikia.
Akhirnya, Sekutu setuju untuk menyerahkan kembali Istanbul dan Thrace Timur ke tangan Turki. Konflik dengan Yunani berakhir lewat penyelesaian komprehensif yang akhirnya dicapai melalui Perjanjian Lausanne (1923).
Perbatasan Turki di Thrace didirikan di Sungai Maritsa, dan Yunani mengembalikan Pulau Gökçeada (Imbros) dan Bozcaada (Tenedos).
