Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Dokter dan Perawat karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru
Namun menurut Bupati Ilyas, tuntutan yang disuarakan oleh mereka sudah dipenuhi dan memang sudah disediakan.
RSUD Ogan Ilir tetap melakukan aktivitas secara normal dengan mengandalkan tenaga medis yang masih ada.
Selain itu, untuk memenuhi atau menggantikan 109 tenaga medisyang dipecat, Ilyas akan mencari tenaga baru.
Sedangkan untuk 109 tenaga medis yang melakukan aksi mogok diminta tidak lagi masuk kerja, terlebih sudah dilakukan pemecatan.
"Ya enggak usah masuk lagi, kita cari yang baru," tegasnya.
"Dengan 109 ini diberhentikan tidak hormat, tidak mengganggu aktivitas di rumah sakit," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Jubir Gugus Tugas: Kami Yakin Mentalnya yang Tidak Mau Melakukan Pelayanan
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Yusri, menanggapi adanya pemecatan 109 tenaga medis RSUDOgan Ilir, Sumatera Selatan.
Ia menyebutkan pemecatan tersebut dilakukan pihak manajemen RSUD lantaran para petugas medis tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Yusri menilai hal tersebut wajar saja dilakukan meski akan berdampak pada penanganan pasien.
Dilansir Kompas.com, Kamis (21/5/2020), hal tersebut disampaikan Yusri dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung.
Ia menyebutkan bahwa meskipun akan mengganggu aktivitas rumah sakit, namun tidak ada artinya petugas medis tersebut dipertahankan bila tidak mau menangani pasien.
"Jelas (pemecatan tenaga medis) berdampak pada penanganan (pasien), tapi kalau mereka juga tidak mau menangani juga tidak ada maknanya," tutur Yusri.
Ia kemudian menyanggah tudingan petugas medis yang menyebut minimnya alat pelindung diri (APD) di RSUD Ogan Ilir.
Pasalnya, persediaan APD di Sumatera Selatan saat ini masih lebih dari cukup.
