Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Dokter dan Perawat karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru
Namun menurut Bupati Ilyas, tuntutan yang disuarakan oleh mereka sudah dipenuhi dan memang sudah disediakan.
Bahkan ia mengatakan pihak rumah sakit dapat mengajukan permintaan penyediaan APD jika memang kekurangan.
"Kalau ada yang demo dengan alasan tidak ada APD, kami tidak yakin. Kami yakin mentalnya yang tidak mau melakukan pelayanan saja," ungkap Yusri.
Tanggapan Pihak RSUD Ogan Ilir
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama yang membantah tudingan para tenaga medisyang melakukan mogok kerja tersebut.
Roretta juga mengatakan bahwa apa yang menjadi tuntutantenaga medis terkait rumah singgah dan insentif tambahan untuk yang menangani pasien Covid-19 sudah disediakan.
Menurutnya, tuntutan para tenaga medis tersebut mengada-ada, tak lain hanya karena ketakutan akan adanya pasien terinfeksiVirus Corona.
Roretta mengungkapkan pada saat mengetahui ada pasien positifCovid-19 di rumah sakit tersebut, para tenaga medis itu lari ketakutan.
“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif Covid-19," ungkap Roretta.
“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” jelasnya.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Noviana)
Artikel ini telah tayang di TRIBUNWOW.COM dengan judul Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Tenaga Medis karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru
