Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Dokter dan Perawat karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru

Namun menurut Bupati Ilyas, tuntutan yang disuarakan oleh mereka sudah dipenuhi dan memang sudah disediakan.

Capture YouTube TvOne
Bupati Ogan Ilir, Ilyas Panji Alam, menjelaskan alasan memecat 109 tenaga medis karena dianggap terlalu banyak menuntut, Kamis (21/5/2020). 

Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Tenaga Medis karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru

POSBELITUNG.CO - Sebanyak 109 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mendapat pemecetan dari Bupati setempat, Ilyas Panji Alam.

Dilansir TribunWow.com dalam tayangan KompasTV, Jumat (22/5/2020), pemecatan tersebut dilakukan setelah 109 tenaga medis melakukan aksi mogok kerja selama 5 hari.

Hal itu sebelumnya juga dilatarbelakangi oleh tidak dipenuhinya beberapa tuntutannya.

Tuntutan tersebut berupa uang lelah atau isentif, rumah singgah, dan penyediaan alat pelindung diri (APD).

Namun menurut Bupati Ilyas, tuntutan yang disuarakan oleh mereka sudah dipenuhi dan memang sudah disediakan.

Oleh karena itu, Ilyas menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh para tenaga medis tersebut mengada-ada.

Bahkan Ilyas mengibaratkan sikap yang ditunjukkan oleh mereka adalah sebagai desersi.

Sebutan disersi merupakan istilah yang dipakai dalam dunia militer yang berarti meninggalkan dinas ketentaraan.

Dirinya lantas menyindir bahwa bahwa mereka juga belum bekerja dalam menangani pasien Virus Corona.

"Kalau dalam militer, itu desersi," ujar Ilyas.

"Apa yang mereka tuntut? Itu mengada-ada," tegasnya.

"Insentif sudah ada, mereka kerja juga belum kok," sambungnya.

"Baru datang pasien Corona sudah bubar, enggak mau masuk, gimana?"

Dengan kondisi tersebut, Ilyas memastikan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Ogan Ilir tidak terganggu, termasuk untuk penanganan kasus Corona.

RSUD Ogan Ilir tetap melakukan aktivitas secara normal dengan mengandalkan tenaga medis yang masih ada.

Selain itu, untuk memenuhi atau menggantikan 109 tenaga medisyang dipecat, Ilyas akan mencari tenaga baru.

Sedangkan untuk 109 tenaga medis yang melakukan aksi mogok diminta tidak lagi masuk kerja, terlebih sudah dilakukan pemecatan.

"Ya enggak usah masuk lagi, kita cari yang baru," tegasnya.

"Dengan 109 ini diberhentikan tidak hormat, tidak mengganggu aktivitas di rumah sakit," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit awal:

Jubir Gugus Tugas: Kami Yakin Mentalnya yang Tidak Mau Melakukan Pelayanan

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Yusri, menanggapi adanya pemecatan 109 tenaga medis RSUDOgan Ilir, Sumatera Selatan.

Ia menyebutkan pemecatan tersebut dilakukan pihak manajemen RSUD lantaran para petugas medis tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Yusri menilai hal tersebut wajar saja dilakukan meski akan berdampak pada penanganan pasien.

Dilansir Kompas.com, Kamis (21/5/2020), hal tersebut disampaikan Yusri dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung.

Ia menyebutkan bahwa meskipun akan mengganggu aktivitas rumah sakit, namun tidak ada artinya petugas medis tersebut dipertahankan bila tidak mau menangani pasien.

"Jelas (pemecatan tenaga medis) berdampak pada penanganan (pasien), tapi kalau mereka juga tidak mau menangani juga tidak ada maknanya," tutur Yusri.

Ia kemudian menyanggah tudingan petugas medis yang menyebut minimnya alat pelindung diri (APD) di RSUD Ogan Ilir.

Pasalnya, persediaan APD di Sumatera Selatan saat ini masih lebih dari cukup.

Bahkan ia mengatakan pihak rumah sakit dapat mengajukan permintaan penyediaan APD jika memang kekurangan.

"Kalau ada yang demo dengan alasan tidak ada APD, kami tidak yakin. Kami yakin mentalnya yang tidak mau melakukan pelayanan saja," ungkap Yusri.

Tanggapan Pihak RSUD Ogan Ilir

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama yang membantah tudingan para tenaga medisyang melakukan mogok kerja tersebut.

Roretta juga mengatakan bahwa apa yang menjadi tuntutantenaga medis terkait rumah singgah dan insentif tambahan untuk yang menangani pasien Covid-19 sudah disediakan.

Menurutnya, tuntutan para tenaga medis tersebut mengada-ada, tak lain hanya karena ketakutan akan adanya pasien terinfeksiVirus Corona.

Roretta mengungkapkan pada saat mengetahui ada pasien positifCovid-19 di rumah sakit tersebut, para tenaga medis itu lari ketakutan.

“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif Covid-19," ungkap Roretta.

“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” jelasnya.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Noviana)

Artikel ini telah tayang di TRIBUNWOW.COM dengan judul Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Tenaga Medis karena Mogok Kerja 5 Hari: Kita Cari yang Baru

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved