Kebanggan Masyarakat NTT, Jokowi Kenakan Pakaian Adat Sabu Raijua di Sidang Tahunan MPR

Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke terharu dan bangga melihat Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Sabu bermotif bunga Ros saat menghadiri

kolase/instagram/Antara
Pakaian adat khas Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipilih Presiden Joko Widodo sebagai kostum yang dikenakannya saat Sidang Tahunan MPR di Komplek Parlemen Senayan Jakarta Jumat (14/8/2020). 

"Untuk generasi muda harus bangkitkan budaya menenun. Presiden sudah memberi contoh dengan mengenakan pakaian hasil karya anak bangsa sendiri. Mari kita rajut kebersamaan, saling menjaga toleransi dari NTT. Dari Sabu sebagai wilayah terselatan Indonesia, kami mendokan Presiden Jokowi agar tetap sehat dalam memimpin bangsa kita tercinta," imbuh politisi PDIP ini.

Simbol Kejayaan

Tokoh masyarakat Sabu, Simon Riwu Kaho menjelaskan, busana adat Sabu yang dipakai Presiden Jokowi membuat masyarakat NTT, terkhususnya masyarakat Sabu bangga.

"Saya salah satu putra NTT bangga karena presiden Jokowimenggunakan pakaian adat Sabu dalam kegiatan kebesaran negara atau sidang tahunan MPR," kata Simon ketika dihubungi via telepon, Sabtu (15/8).

Heboh! Afgan Akhirnya Jawab Soal Rencana Nikahi Rossa: Ntar Kalau Lagi . . .

Simon menyampaikan, pakaian adat Sabu berwarna keemasan melambangkan sosok raja. Orang Sabut sebut 'Deo Rai'. "Tidak sembarang dipakai, kecuali keturunan raja dan pemimpin daerah di saat acara-acara penting," ujarnya.

Menurut Simon, pakaian adat yang digunakan oleh tokoh-tokoh adat di Sabu, biasanya benang dipintal dan ditenun.

"Kita harus mendukung Presiden dalam memperkenalkan hasil kain tenun daerah kepada orang luar. Kita sebagai masyarakat NTT harus mendukung pemerintah maupun kelompok penenun untuk perkenalkan hasil tenun daerah ke orang luar," katanya.

Simon menuturkan, ada bermacam-macam pakaian adat sabu, seperti pakaian adat yang dipakai untuk acara suka cita, duka cita serta acara penting lainnya.

"Namun ada selimut khusus yang dirancang untuk dipakai di kepala itu wajar saja dipakai dalam acara sukacita maupun dukacita," jelasnya.

Ia menjelaskan, pemakaian adat Sabu yang benar teridri baju putih, selimut besar dipakai sebagai pengganti celana (tanpa celana panjang).

"Biasanya diberikan kesempatan kepada tamu untuk pakai selimut dari luar celana. Namun di acara adat yang benar itu tidak boleh gunakan alas celana panjang, hanya selimut saja yang digunakan," tandasnya.

Pemilik Sanggar Wuri Wini Hawu Hendrik Bunga mengatakan, pakaian adat Sabu yang dikenakan Presiden Jokowi adalah pakaian Raja Mone Ama dengan motif mawar peloro.

Pangeran Abdulaziz bin Abdullah Wafat, Ternyata Tak Mendukung Mohammed bin Salman Jadi Putra Mahkota

"Motif mawar artinya bunga yang cantik dan berkembang serta harum. Motif di selendang, penataan motif bunga dengan tangkai yang tersambung-sambung melambangkan pemimpin yang harus bekerja terus dan tidak pernah putus-putus," jelas Hendrik.

Menurutnya, motif mawar berarti jujur dan adil. Sedangkan peloro berarti lurus terus berjalan.

"Pemimpin bangsa harus bertanggung jawab kepada negara, jangan ada pemimpin yang buat menyimpang. Peloro artinya lurus terus berjalan," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved