Berita Belitung
Regenerasi Kesenian Dul Mulok Belitung, Kik Sar'ie Aktif Latih Anak-anak Desa Kembiri
Sosok Kik Sar'ie mungkin tak asing bagi para pecinta seni teater tradisi Dul Mulok.
Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Dedi Qurniawan
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Sosok Kik Sar'ie mungkin tak asing bagi para pecinta seni teater tradisi Dul Mulok.
Di usianya yang tak lagi muda, pria yang juga Ketua Sanggar Tiang Balai Kembiri ini berupaya agar kesenian ini memiliki regenerasi dan bisa dicintai generasi penerus. Inilah yang disampaikannya saat Forum Group Discussion Manajemen Tradisi via zoom, Minggu (20/9/2020).
Pakaian biru mengkilap lengkap kopiah dan aksesoris khas tukang ladon dikenakannya.
Istilah tukang ladon diartikan sebagai pembuka dan penutup kesenian teater tradisi itu.
Pria yang puluhan tahun menggeluti seni Dul Mulok ini tak segan menari dan menyanyikan ladon.
Didampingi Ketua Dewan Kesenian Belitung (DKB) Iqbal H Saputra, Kik Sar'ie menceritakan kelompok kesenian itu dari mulai terbentuk hingga pada manajemen keuangan hingga pengaturan jelang pertunjukan.
Menurutnya, kesenian Dul Mulok terbentuk pada 1958 dengan nama awal DKBA atau Dul Mulok Kesenian Belantu Asli.
Kelompok itu lalu berganti nama pada 1982 menjadi Tiang Balai Desa Kembiri, disertai perubahan bahwa perempuan bisa turut berlakon dalam pertunjukan itu.
Ia tak menampik, teater tradisi ini banyak digeluti mereka yang sudah berumur.
Makanya dua tahun terakhir, Kik Sar'ie telah mengajarkan Dul Mulok bagi para siswa sekolah dasar di desanya. Setiap Minggu, ia pun melatih mereka di halaman rumahnya.
Baginya, mengajarkan Dul Mulok sebagai pelestari tradisi, juga menanamkan budi pekerti.
Demi melestarikan nilai-nilai itu, ketika kelompoknya menampilkan kesenian itu, ia mempersiapkan tempat paling depan bagi anak-anak hingga para pemuda.
"Saat kamek main, anak-anak harus di depan nonton, biar mereka semangat latihan, biar dapat tampil juak. Jadi yang ngisi tempat duduk di depan itu harus anak muda," kata Kik Sar'ie dengan gaya bicaranya yang khas.
Dul Mulok memang tak mudah dimainkan begitu saja. Ada 20 lagu yang harus dipelajari.
Makanya, ketika anak belajar sejak SD, kemungkinan mereka baru bisa berperan sebagai ladon atau pemeran ketika duduk di bangku SMA.
