Charlie Hebdo Berhak Terbitkan Kartun Nabi Muhammad, Presiden Prancis Bela Kebebasan Berekspresi

Gelombang serangan terbaru telah terjadi pada saat perdebatan sengit, mengenai penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW

Editor: Rusmiadi
AFP/LUDOVIC MARIN
Presiden Perancis Emmanuel Macron 

Serangan itu bertepatan dengan persidangan profil tinggi, yang akan berlanjut hingga pertengahan November 2020.

Dari 14 orang yang dituduh terlibat dalam serangan yang menewaskan 12 orang, termasuk kartunis dan jurnalis yang bekerja untuk majalah pada Januari 2015.

Penyerang tidak tahu bahwa Charlie Hebdo tidak lagi menempati lokasi atau bahwa kedua korbannya tidak terkait dengan publikasi tersebut.

Kekejaman di Nice, lokasi serangan truk yang menewaskan 86 orang di Promenade des Anglais pada tahun 2016, menggarisbawahi kenyataan yang meresahkan.

ISIS mungkin telah dikalahkan secara militer dan memiliki kemampuan yang sangat berkurang untuk mengatur operasi teroris besar di Barat.

Namun propagandanya terus memengaruhi individu yang mudah tertipu dan menginspirasi serangan serigala sendirian.

Seorang wanita memegang majalah minggu
Seorang wanita memegang majalah minggu "Charlie Hebdo dalam aksi mengenang Samuel Paty di Lille, Prancis. ((Foto: Telegraph))

Dilema bagi Macron sudah jelas.

Penolakannya untuk mengutuk konten majalah yang menghujat telah terbukti membawa risiko di luar ketidaknyamanan boikot terbatas.

Namun dia tidak bisa mundur tanpa memberikan kesan kelemahan yang akan merusak dirinya.

Masa jabatan lima tahunnya habis pada tahun 2022.

Meskipun kinerja jajak pendapat yang buruk untuk sebagian besar masa kepresidenannya, peringkat baru-baru ini menunjukkan ia akan kembali mengalahkan saingan utamanya, Marine Le Pen, pemimpin sayap kanan.

Le Pen, yang menyalahkan kebijakan imigrasi dan keamanan yang lemah untuk perjuangan berat Prancis melawan terorisme.

Dia pasti akan mengeksploitasi kemunduran Macron dari sikap garis kerasnya dalam menegakkan nilai-nilai Prancis.

Sementara, hanya sebagian kecil dari perkiraan enam juta Muslim Prancis yang diradikalisasi sejauh mereka bisa beralih ke kekerasan.

Tetapi ancaman yang mereka berikan menyebabkan sakit kepala terus-menerus bagi polisi dan badan intelijen.

Diperkirakan 20.000 daftar individu yang dianggap potensi risiko keamanan tetapi relatif sedikit yang berada di bawah pengawasan aktif.(*)

Artikel sudah tayang di Serambinews.com : Macron Tetap Teguh Bela Kebebasan Berekspresi, Charlie Hebdo Berhak Terbitkan Kartun Nabi Muhammad

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved