TERBARU Al Qaeda Keluarkan Ancaman untuk Presiden Perancis Emmanuel Macron, Boikot Produk Tak Cukup

Kontroversi yang ditimbulkan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron masih berbuntut panjang. Terbaru, Al Qaede menilai boikot produk tidak cukup.

Editor: M Ismunadi
AFP/LUDOVIC MARIN
Presiden Perancis Emmanuel Macron 

AQMI juga mendeskripsikan Emmanuel Macron sebagai sosok yang "masih muda dan tidak berpengalaman, dengan otak yang kecil" serta mengatakan bahwa "Presiden Perancis ngotot untuk menghina Nabi."

KLARIFIKASI PRESIDEN PERANCIS EMMANUEL MACRON

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia dapat memahami kemarahan umat Muslim yang dikejutkan oleh kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Namun dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, dia menegaskan dia tidak pernah bisa menerima pembenaran atas tindakan kekerasan.

Macron mengatakan posisinya telah disalahpahami: bahwa perannya bukanlah mendukung konten kartun, yang dipandang sebagai penghujatan oleh umat Islam, tetapi untuk membela hak atas kebebasan berekspresi.

"Perancis berada dalam kondisi syok setelah serangan ini, dengan perasaan sedih dan marah. Dan untuk pertama kalinya saat kami mengalami serangan ini, ada reaksi kuat yang menyerang Perancis secara internasional, atas dasar banyak kesalahpahaman dan itulah mengapa saya ingin menjernihkannya," ujar Macron kepada Al Jazeera.

Pernyataan itu disampaikan setelah serangan mematikan di sebuah gereja di Nice, yang menewaskan tiga orang; insiden serangan ketiga yang diduga dilakukan oleh kelompok radikal dalam satu bulan terakhir.

Selain itu, Perancis juga mengalami sejumlah boikot dari negara-negara Islam.

Baca juga: Ini 3 Syarat Lolos Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Sudah Dimulai dari 1 November 2020

Baca juga: Anak dan Ibu Syok, Ayahnya Pulang Tenteng Kantong Plastik Hitam, Di Belakang Rumah Ini yang Terjadi

Baca juga: Nasib Tukang Bakso Mirip Raffi Ahmad Mau Dikuliahkan, Nagita Slavina Ingatkan Soal Ini

Macron mengatakan, dia meyakini bahwa reaksi keras dari negara-negara Muslim karena orang-orang telah salah memahami bahwa dia mendukung kartun itu, atau bahwa kartun itu dibuat oleh pemerintah Perancis.

"Saya memahami sentimen yang diungkapkan. Tapi Anda harus memahami tugas saya sekarang, yakni melakukan dua hal: untuk menenangkan kondisi dan juga melindungi hak-hak ini," ujarnya, merujuk pada hak berekspresi bagi mereka yang menciptakan kartun tersebut.

"Saat ini di dunia ada orang yang mendistorsi Islam dan dengan mengatasnamakan membela agama, mereka membunuh, mereka membantai... saat ini ada kekerasan yang dilakukan oleh gerakan dan individu ekstremis yang mengatasnamakan Islam."

Emmanuel Macron juga mengatakan pemboikotan produk-produk Perancis yang diserukan di tengah kemarahan negara Islam itu "tidak dapat diterima."

Konteks dari pernyataan Macron

Tiga orang ditikam hingga tewas di Nice pada Kamis oleh seorang pria Tunisia yang tiba di kota bagian selatan Perancis itu sehari sebelumnya.

Perancis segera meningkatkan kewaspadaan keamanan nasionalnya ke tingkat tertinggi, dengan mengerahkan lebih banyak aparat keamanan ke tempat-tempat ibadah dan sekolah di seluruh negeri.

Sementara kantor berita Tunisia melaporkan, dua orang telah ditahan di negara itu untuk dimintai keterangan terkait serangan di Nice, yang dilakukan oleh seorang pria Tunisia.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved