TERBARU Al Qaeda Keluarkan Ancaman untuk Presiden Perancis Emmanuel Macron, Boikot Produk Tak Cukup
Kontroversi yang ditimbulkan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron masih berbuntut panjang. Terbaru, Al Qaede menilai boikot produk tidak cukup.
POSBELITUNG.CO - Kontroversi yang ditimbulkan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron masih berbuntut panjang.
Terbaru, jaringan Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) atau Al Qaeda di Islam Maghreb mendesak para pengikutnya untuk membunuh siapa pun yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Tak hanya itu, dikutip TribunPalu.com dari The Straits Times, Al Qaeda juga mengancam Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait pernyataannya soal agama Islam.
Menurut Macron, kartun itu adalah bentuk kebebasan berbicara.
Macron juga meluncurkan kampanye melawan radikalisme Islam dan memantik kemarahan di sejumlah negara Muslim.
"Membunuh siapa pun yang menghina Nabi adalah hak setiap orang Muslim," kata Al Qaeda dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Emmanuel Macron keluar setelah peristiwa pemenggalan seorang guru sejarah di sebuah kota pinggiran di dekat Paris, Samuel Paty.
Diduga tindakan tersebut dilakukan oleh seorang jihadis.
Baca juga: Telpon Macron, Putra Mahkota Abu Dhabi: Nabi Muhammad Tak Ada Hubungan dengan Kekerasan
Baca juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Champions, Muenchen Perpanjang Rekor, Man City Bantai Olympiacos
Baca juga: Fakta Menarik Sosok Macron yang Menangi Pilpres Perancis
Peristiwa pemenggalan ini terjadi setelah Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya saat mengajar materi kebebasan berekspresi.
Hal ini menyusul adanya publikasi ulang kartun kontroversial tersebut pada September 2020 oleh majalah satire Prancis, Charlie Hebdo.
Emmanuel Macron telah berjanji untuk membela kebebasan berbicara.
Namun, itu juga menyulut kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
Sejumlah negara pun melakukan boikot produk-produk asal Perancis.
"Boikot sudah menjadi tugas, tetapi itu tidak cukup," lanjut Al Qaeda AQMI dalam pernyataannya.
Organisasi militan Islam tersebut juga mengancam untuk membalas dendam terhadap pernyataan Emmanuel Macron.
