Berita Belitung Timur
Begini Arahan Yuslih Ihza Saat Rapat Forkopimda Belitung Timur Bahas Lonjakan Kasus Covid-19
- Forkopimda Belitung Timur membahas langkah strategis penanganan lonjakan kasus transmisi lokal Covid- 19 di Kabupaten Belitung Timur
POSBELITUNG.CO, BELITUNG TIMUR - Forkopimda Belitung Timur membahas langkah strategis penanganan lonjakan kasus transmisi lokal Covid- 19 di Kabupaten Belitung Timur.
Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza dalam rapat tersebut menyampaikan, belakangan ini lonjakan kasus positif corona virus di Belitung Timur sudah pada tahap transmisi lokal.
Serta ada beberapa isu dan kendala yang terjadi terkait penanganan, kedisiplinan isolasi mandiri dan lamanya hasil swab yang meresahkan masyarakat.
"Berdasarkan data yang saya terima ada beberapa hal yakni meningkatnya kasus positif COVID-19 yang sudah menjadi transmisi lokal, Saya ingin menjadi perhatian kita bersama khususnya dari Satuan Tugas COVID-19 Kabupaten Belitung Timur," ujar Yuslih saat memimpi rapat tersebut, Kamis (21/1/2021)
Kasus positif hingga hari ini berjumlah 113 orang dengan rincian 109 orang sembuh, 2 orang dirawat dan 2 orang isolasi mandiri.
Saat ini transmisi lokal sudah terbagi menjadi empat kluster COVID-19 yakni, Kluster perkebunan Sawit di Kelapa Kampit 37 orang, Kluster Kementerian Agama Kabupaten Belitung Timur 12 orang dan Kluster Bank Swasta 7 orang dan Kluster Tungkup 5 orang.
Dia mengatakan berbagai kebijakan harus diambil untuk menekan angka kasus agar tidak terjadi lagi penambahan, mulai dari memberlakukan kembali Belajar Dari Rumah (BDR) untuk Pendidikan TK dan SD, memberhentikan serta izin rekomendasi keramaian sementara waktu mulai 19 Januari 2021 kemarin.
"Saya minta bagi Dinas Pendidikan untuk lebih memperhatikan kegiatan Belajar dari rumah yang seharusnya aktivitas belajar di rumah tetap dilakukan, bukan keluyuran di toko, jalan-jalan bahkan liburan itu sangat meresahkan bagi anak-anak itu sendiri jangan sampai mereka terjangkit," ujar ya.
Sedangkan untuk siswa SMP yang masih melaksanakan kegiatan tatap muka, Bupati Beltim meminta untuk dievaluasi apakah perlu untuk melakukan Belajar Dari Rumah (BDR) atau tetap Tatap Muka di sekolah dengan ketat dalam penerapan protokol kesehatan dan perhatikan jadwal shift anak-anak.
Antisipasi terhadap warga yang terpapar COVID-19 dan melakukan Isolasi mandiri dirumah agar lebih diperhatikan terutama bantuan logistiknya.
Masing-masing Desa dapat mengoptimalkan Belanja Tak Terduga di APBD dan penyediaan Dapur Umum Desa dibawah koordinasi kecamatan.
"Saya minta satgas untuk menghimbau kembali agar pasien-pasien tanpa gejala atau memiliki gejala ringan melakukan isolasi mandiri. Mereka harus disiplin dulu, disiplin harga mati, karena pada fase-fase kalau mereka tidak disiplin kluster akan bertambah dan meresahkan masyarakat sekitar," ujarnya.
Dia juga meminta selain menyiapkan ruangan isolasi untuk kasus COVID-19 dengan gejala sedang dan berat di RSUD Beltim, Satgas Kabupaten juga harus bekerjasama dengan tim di tingkat kecamatan dan desa untuk menyiapkan tempat isolasi khusus bagi pasien isolasi mandiri agar lebih mudah untuk dikontrol karena saat diisolasi ada kondisi dimana para pasien isolasi mandiri ini sulit diterima oleh masyarakat.
"Untuk tiap Desa dapat mengantisipasi terhadap warga terpapar COVID-19 yang meninggal dunia saat isolasi dirumah untuk dapat mengadakan peti jenazahnya. Posko penanggulangan COVID-19 di tiap Desa dan di Kecamatan diaktifkan segera," ucapnya.
"Terkait pemberitaan miring di media seperti lamanya hasil swab yang Beltim terima karena antrian Panjang pengujian sample di Labkesda Provinsi, Kinerja pemda dalam penanganan Covid-19, kedisiplinan isolasi mandiri yang mulai kendor, baiknya segera evaluasi dan laporkan kepada saya segera," ujarnya.
Berkenaan dengan evaluasi, Yuslih menyampaikan langkah apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya hasil swab itu bisa segera kita dapatkan, bagaimana pengemasan informasinya sehingga bisa diterima dengan cepat dan dimengerti oleh masyarakat, sehingga tidak membingungkan.
"Tingkatkan lagi kinerja pemda dalam penanganan COVID 19, baik dari Satgas, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB serta RSUD termasuk juga upaya sosialisasi dari SATPOL PP dan Polres juga dinas terkait lainnya," ujarnya.
Selain itu, sosialisasi pencegahan baik melalui media massa atau langsung terjun ke masyarakat untuk lebih diaktifkan dan ditingkatkan kembali. Kemudian penyemprotan desinfektan, razia di lapangan, seperti pemakaian masker dan jaga jarak di tempat umum.
"Mengenai vaksin untuk segera kroscek bersama terkait persiapan-persiapan pelaksanaan vaksin, jangan sampai kita menyatakan siap sedangkan dilapangan tidak siap, dijadwalkan kegiatan monitoring ke tempat-tempat yang ditunjuk untuk pelaksanaan vaksin. Pastikan kapan vaksin untuk Belitung Timur datang dan dapat kita proses kegiatan selanjutnya," bebernya.
Ketua DPRD, Fezzi Uktolseja mengatakan awal permasalhan yakni lambatnya keluar hasil Swab, yang yang berdampak kepada keresahan masyarakat.
Misalnya swab, Dia menyarankan untuk rapit tes antigen karena keakuratannya 90 persen, bila rekatif pasti positif. Kemudian logistik untuk warga yang melakukan isolasi mandiri, harus ada fasilitas isolasi mandiri seperti vitamin dan makananannya.
Kemudian dia meminta perusahaan sawit melaukan swab antigen agar kepada seluruh karyawan, guna menjaga keamanan dan kesehatan bersama.
Kapolres Belitung Timur, AKBP Jojo Sutarjo mengatakan berkanaan dengan peningkatan kasus covid-19.
:Ini merupakan permasalahan bukan hanya di Beltim saja namun di Kabupaten kota lain, karena ada penumpukan swab di Provinsi. (posbelitung.co / Suharli)
