Garam Bisa Menjadi Bahan Alami Pengawet Makanan, Ini Alasan dan Cara Kerjanya
Garam tak hanya berguna sebagai bumbu penyedap masakan, tapi juga sebagai pengawet makanan.
Dalam larutan garam yang sangat tinggi, banyak mikroba akan pecah karena perbedaan tekanan antara bagian luar dan dalam organisme.
Garam yang tinggi juga bisa menjadi racun bagi proses internal mikroba dengan mempengaruhi DNA dan enzim.
Selain itu, larutan yang tinggi gula juga memiliki efek yang sama pada mikroba.
Itu sebabnya gula juga digunakan sebagai pengawet makanan, seperti selai dan jeli.
Tidak semua makanan tinggi garam aman dari bakteri
Banyak orang percaya bahwa, makanan yang mengandung garam tinggi lebih tahan terhadap pertumbuhan mikroba.
Akibatnya, mereka lebih memilih mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan garam lebih tinggi.
Faktanya, sebagian besar bakteri kecuali halofil (bakteri pencinta garam), tidak dapat tumbuh dalam kondisi dengan konsentrasi garam lebih dari 10 persen.
Namun, jamur dapat menahan kadar garam yang lebih tinggi.
Untuk mendapatkan 10 persen garam, kamu perlu melarutkan 180 gram garam dalam 1.800 gram air.
Kira-kira setara dengan 1 gelas garam yang dilarutkan dalam 7,5 gelas air.
Sepuluh persen garam setara dengan 3 kali kandungan garam pada air laut yang hanya mengandung 3,5 persen garam.
Maka, tidak semua makanan yang mengandung garam tinggi tahan terhadap bakteri.
Fungsi garam pada masa simpan makanan
Sejumlah makanan diawetkan menggunakan garam walaupun tidak memenuhi standar 10 persen kandungan garam untuk menghentikan pertumbuhan mikroba.