Netizen Gak Punya Empati, Tragedi KRI Nanggala Dijadikan Guyonan, Ini Kata Psikolog
Psikolog Tika Bisono menyebut, pihak-pihak yang melakukan hal itu adalah orang-orang yang tidak memiliki empati dan simpati
Bisa saja usia masih muda namun kematangan emosinya sudah baik. Bisa juga sebaliknya.
"Enggak, sama sekali enggak (terkait dengan usia). Itu hasil dari pola asuh dan selain itu kalau dari psikologi sosial itu bagaimana seseorang mengelola kecerdasan sosial dia juga," ujar dia..
"Jadi selain empati juga ada simpati. Nah, simpati itu sebenarnya sebuah rasa atau proses mental bukan hanya belas kasihan, tapi di sini kan ada honor ya, suatu penghormatan terhadap TNI," ucap dia.
Semestinya, kita bisa lebih menaruh empati dan simpati terhadap peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Hal ini karena kejadian tersebut mengorbankan para prajurit yang selama ini menjaga kedaulatan negara.
"Dia (para prajurit yang gugur) explore untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia. Kita enggak mau di posisi itu, mereka mau. Jadi kalau kita enggak mau tukar tempat, seyogyanya kita juga menghormati risiko pekerjaan yang mereka pegang," papar Tika.
Menurutnya, jika seseorang tidak merasa begitu terpukul atas peristiwa ini, mereka cukup tidak menuliskan apa pun.
Bisa juga cukup menunjukkan simpati sekadarnya, seperti ucapan duka cita.
"Sementara (tuliskan) innalillahi wa innailaihi rojiun biasa aja sudah cukup kok," sebut Tika.
Tidak perlu sampai menuliskan kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan situasi yang ada.
Hal ini justru menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki simpati juga empati atas musibah yang terjadi.
Pelaku relatif muda
Terkait pelaku yang kebanyakan masih muda, Tika menyebut rentang usia ini memang masih rentan terhadap pengaruh lingkungan luar.
"Anak usia muda ini gampang banget di-swing sana swing sini, apalagi prinsip yang mereka pegang itu lemah. Jadi manusia yang berprinsip lemah itu gampang banget di-brain wash (untuk melakukan hal-hal yang bertentangan)," papar dia.
Lalu, ada pula musuh negara yang memang dalam artian kelompok-kelompok radikal penentang NKRI, atau kelompok politik aliran tertentu yang tidak senang dengan konsep NKRI.