Berita Belitung

Wabup Belitung Kesal dan Kecewa Penundaan Operasi pada Bayi Berusia Empat Hari Tanpa Anus

Wakil Bupati Belitung kesal sekaligus kecewa atas penundaan operasi oleh beberapa rumah sakit terhadap bayi berusia empat hari.

Penulis: Dede Suhendar |
Posbelitung.co/Suharli
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie usai melaukan pemantaun ke rumah sakit dan klinik, Senin (2/8/2021) 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -- Wakil Bupati Belitung kesal sekaligus kecewa atas penundaan operasi oleh beberapa rumah sakit terhadap bayi berusia empat hari yang mengidap kelainan tanpa lubang anus.

Bahkan jabatan wakil bupati yang melekat padanya seakan tidak berfungsi karena selama tiga hari anak pasangan Sujono (37) dan Sudiarti (39) tak kunjung mendapat kepastian operasi.

Sementara bayi laki-laki yang diberi nama Nicky Fernando itu belum mendapat asupan makanan karena terkendala saluran pembuangan.

Pada akhirnya RSUD Marsidi Judono melakukan operasi kolostomi membuat lubang di bagian perut sebagai saluran pembuangan feses sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat (6/8/2021).

"Saya minta para dokter untuk lebih mengedepankan sisi kemanusiaan ketimbang alasan medis. Saya seorang wabup saja yang punya akses menembus ke mana-mana itu sulit, apalagi rakyat biasa yang tidak punya akses, mereka harus berharap kepada siapa," sesal Isyak saat ditemui Posbelitung.co di rumah dinasnya.

Ia menuturkan awalnya mendapat informasi dari kepala dusun, Desa Pelempang Jaya, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung tentang seorang bayi yang membutuhkan pertolongan.

Menurutnya pihak RSUD Marsidi Judono awalnya sempat meminta pasien dirujuk dengan berbagai alasan.

Ia mengklaim sudah mengonfirmasi ke dokter bedah yang bersedia melakukan operasi tetapi harus mendapat persetujuan dari dokter anastesi.

Namun dokter anastesi tidak bersedia operasi dilakukan di RSUD karena merupakan rujukan Covid-19 dan lainnya.

"Karena keluarga pasien tidak memiliki BPJS Kesehatan maka menempuh jalur praktekelir di RS Utama. Tapi belum ke sana baru berkomunikasi dengan dokter bedah dan berpendapat tidak bisa ditangani di Belitung," jelas Isyak.

Sempat muncul solusi dari RSUD Marsidi Judono mengarahkan agar pasien dibawa ke RSUD Belitung Timur.

Isyak langsung berkoordinasi kepada bupati beserta Direktur RSUD Belitung Timur dan mendapat persetujuan.

Namun lagi-lagi dua orang dokter bedah tidak bersedia melakukan  operasi kolostomi pada bayi.

"Masalahnya adalah seluruh rumah sakit menolak sudah dirujuk ke sana-sini. RSUD Marsidi kondisinya dokter bedah bersedia tapi dokter anastesi tidak bersedia, RS Utama justru sebaliknya anastesi bersedia tapi bedahnya tidak, padahal anastesinya sama padahal manajemennya sudah oke," ungkap Isyak prihatin.

"RSUD Beltim, direkturnya setuju tapi dua dokter bedahnya tidak bersedia. Awalnya satu dokter sudah saya lobi setuju tapi semalam bilang tidak setuju akhirnya semuanya batal," sesal Isyak.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved