Rusia Tak Minat Kerjasama dengan Taliban, Putin Sindir AS 20 Tahun Perang Rugi 1,5 Triliun US Dollar

Kalau kelakuan Taliban berubah lebih beradab kemungkinan dunia international baru bisa mengakuinya, tapi kini masih dianggap teroris di Afghanistan

Editor: Hendra
Independent/Getty
Presiden Rusia Vladimir Putin 

Sebagai informasi tambahan, Afghanistan berbagi perbatasan dengan tiga negara bekas Soviet di Asia Tengah di mana Rusia memegang pangkalan militer.

Ketiga negara tersebut adalah Kazakhtan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Rencana Rusia Bersama China dan Taliban

Taliban bermaksud menggandeng dua negara komunis, Rusia dan China, sebagai rekan kerjasama hubungan diplomatik terutama pada sektor ekonomi.

Dikutip dari foreignpolicy.com, seorang diplomat senior China, Geng Shuang, mengatakan sudah waktunya untuk membawa Taliban ke pangkuan internasional pada sesi pidato di Dewan Keamanan PBB.

Ia juga menyampaikan dalam pidatonya mengenai pertanggungjawaban AS dan pasukan Barat lainnya atas kejahatan di Afghanistan.

Rusia juga mempermasalahkan upaya evakuasi yang dipimpin AS.

Mereka mencatat bagaimana "penguras otak" para profesional Afghanistan mengancam untuk membahayakan upaya negara itu untuk menjalankan pemerintahan dan mengejar tujuan pembangunan negara.

“Masyarakat internasional harus memberi Afghanistan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi," kata Geng Shuang.

"Mereka butuh pekerjaan, dan makanan," lanjutnya.

Ia juga menjelaskan kebutuhan lain terkait menjaga ketertiban dan stabilitas publik hingga jalur rekonstruksi damai sesegera mungkin.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Masih Anggap Taliban Sebagai Kelompok Teroris, Vladimir Putin: Hati-hati Jalin Hubungan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved