Rusia Tak Minat Kerjasama dengan Taliban, Putin Sindir AS 20 Tahun Perang Rugi 1,5 Triliun US Dollar
Kalau kelakuan Taliban berubah lebih beradab kemungkinan dunia international baru bisa mengakuinya, tapi kini masih dianggap teroris di Afghanistan
POSBELITUNG.CO -- Pemerintahan Taliban berharap bisa bekerjasama dengan Rusia.
Pasalnya saat ini perekonomian Afghanistan dibawah kekuasan Taliban sangat terpuruk.
Tetapi sampai saat ini Rusia belum berminat untuk bekerjasama dengan Taliban.
Presiden Rusia, Vladimir Putin sendiri masih belum percaya sepenuhnya dengan Taliban.
Mereka diketahui dicap sebagai teroris.
Karenanya ia berharap perilaku Taliban bisa lebih beradab lagi dalam memperlakukan rakyat Afghanistan.
Baca juga: Taliban Dirikan Negara Islam di Afghanistan, Ekonomi Hancur Minta Bantuan ke Negara Komunis Ini
Dengan perlakuan tersebut bisa saja komunitas global atau dunia internasional dapat mempertimbangkan hubungan diplomatik dengan Kabul.
"Rusia tidak tertarik dengan disintegrasi Afghanistan," kata Putin dikutip dari Al Jazeera.
Putin berbicara pada sesi pleno Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok, Rusia pada Jumat (3/9/2021) malam.
Ia berpendapat jika Taliban dapat menjadi kelompok yang ramah maka hal tersebut membuka peluang komunikasi dan pengaruh pada komunitas global.
Pemimpin Rusia itu mengatakan, penarikan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (31/8/2021) memunculkan malapetaka.
"Orang Amerika sangat pragmatis," kata Putin.
"Mereka menghabiskan lebih dari 1,5 triliun dolar AS untuk perang selama 20 tahun, dan apa hasilnya?"
"Nol. Jika Anda melihat jumlah orang yang ditinggalkan di Afghanistan, yang bekerja untuk Barat, AS dan sekutunya, mereka adalah bencana kemanusiaan," lanjutnya.
Putin melanjutkan seruan dari AS untuk mengarahkan kembali negara itu melawan Rusia dan China setelah penarikan pasukan di Afghanistan.