Konflik di Afghanistan
Taliban Dirikan Negara Islam di Afghanistan, Ekonomi Hancur Minta Bantuan ke Negara Komunis Ini
Perekonomian Afghanistan yang dipimpin Taliban hancur, kini berharap bantuan dari dua negara China dan Rusia
POSBELITUNG.CO - Setelah berhasil menguasai pemerintahan Afghanistan kini Taliban tampil sebagai penguasa.
Rupanya tak mudah bagi Taliban untuk memimpin kekuasan di Afghanistan.
Setelah memegang kekuasaan mereka harus membangkitkan perekonomian negaranya.
Diketahui setelah Afghanistan dikuasai, kini Taliban mendirikan negara Islam yang disebutnya dengan Emirate Islam Afghanistan.
Baca juga: Jenderal Andika jadi Panglima TNI Gantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, Effendi: Dalam Waktu Dekat
Dengan mendirikan negara Islam, tentunya Taliban akan menerapkan hukum islam dalam menjalankan hukum dan pemerintahannya.
Kini ditengah buruknya perekonomian di Afghanistan, Taliban pun pusing untuk meningkatkan sektor perekonomiannya.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid sebagaimana dikutip dari firstpost.com, menyatakan dukungannya terhadap sektor ekonomi di Afghanistan yang menurun drastis.
Dia mengatakan Taliban sedang membidik beberapa negara maju untuk membantu perekonomian mereka.
Satu di antara negara maju tersebut adalah China dan Rusia.
Mujahid mendeskripsikan China sebagai negara penting yang berpotensi menjadi mitra kerja yang menguntungkan.
Pihaknya mengaku khawatir adanya ancaman kolaps secara ekonomi setelah dihantam perang sepanjang Agustus.
Baca juga: Pantas PNS Rebutan Mau DL ke Jakarta, Ternyata Uang Perjalanan Dinas per Hari Dibayar Sebesar Ini
Ia mendukung strategi One Belt, One Road (Satu Sabuk, Satu Jalan) yang diadopsi pemerintah China sebagai inisiasi pembangunan global yang melibatkan puluhan negara di dunia.
"China adalah partner kami yang paling penting," kata Mujahid dalam wawancara pada Kamis (1/9/2021).
"Itu adalah peluang luar biasa dan hal paling mendasar bagi perekonomian kami."
"Mereka siap berinvestasi dan membangun kembali negara kami," tambahnya.