Konflik di Afghanistan

Taliban Dirikan Negara Islam di Afghanistan, Ekonomi Hancur Minta Bantuan ke Negara Komunis Ini

Perekonomian Afghanistan yang dipimpin Taliban hancur, kini berharap bantuan dari dua negara China dan Rusia

Editor: Hendra
Via Kompas.TV
Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC ) 

Respons China Terhadap Taliban

China memberika pernyataan positif kepada Taliban mengenai hal tersebut.

Mereka menyambut hubungan diplomatis kedua pihak dengan optimis.

Dikutip dari scmp.com, China memberi kabar baik pada Taliban tentang kemungkinan kerjasama mereka sejak awal Agustus 2021 lalu.

"Mereka ramah," kata Yue Xiaoyong, perwakilan China untuk Afghanistan.

"Kami senang bertukar ide dan pengalaman," tambahnya.

Baca juga: Pejambret Apes, Berhasil Bawa Curi Ponsel, Kabur Terjebak di Gang Buntu Tak Berkutik Dibekuk Warga

Selain China, Taliban juga membidik Rusia untuk menjalin kerjasama di bidang ekonomi.

Mujahid berpendapat pihaknya dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan Rusia, terutama sektor ekonomi di Moscow.

Taliban mengambilalih Afghanistan pada awal Agustus 2021 dan berhasil menduduki Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Setelah AS resmi meninggalkan Afghanistan maka berakhirlah perang Taliban dengan AS.

Hal itu meninggalkan ketakutan pada masa depan Afghanistan bagi sejumlah warga karena sektor ekonomi yang memburuk serta kelaparan kian meluas.

Respons PBB Terhadap Krisis Perekonomian dan Kemanusiaan Afghanistan

Kondisi ekonomi di Afghanistan kian memburuk, beberapa negara Eropa membatasi bantuan yang dikirim ke Afghanistan.

Masih dikutip dari firstpost.com, pada Jumat (3/9/2021), Sekretaris PBB, Antonio Guterres memperingatkan gelombang krisis kemanusiaan di Afghanistan. 

Ia mendorong beberapa negara di Eropa untuk menyediakan bantuan darurat setelah perang di Afghanistan memaksa ribuan keluarga terbang ke negara lain.

Baca juga: Taliban Marah dengan Amerika, Tak Terima Pesawat dan Helikopter Dipereteli, Rebut 48 yang Tersisa

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved