BBM Langka di Pangkalpinang, Sopir Angkot hingga Ojol Kelimpungan
Sebelum pintu gerbang dibuka, SPBU itu sudah diserbu ratusan pengendara kendaraan bermotor mulai dari motor hingga mobil.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Novita
Sementara itu pengemudi ojol, Ridwan (28) juga mengeluhkan hal serupa.
Kelangkaan BBM berdampak buruk terhadap ojol.
Tak ayal apabila kejadian ini terus berlarut-larut, dapat memengaruhi pendapatannya yang memang bergantung pada ojol.
“Di mana-mana, stok BBM kosong. Kalaupun ada yang berisi, harus antre lama. Itu juga sangat memengaruhi pendapatan kami,” ujar Ridwan saat antre BBM.
Ridwan berujar, banyak rekannya yang senasib dengan dia.
Biasanya dalam satu hari para driver ojol bisa mendapatkan hingga 15 orderan.
Namun dengan sulitnya mendapatkan BBM seperti saat ini dia hanya menyanggupi sebanyak 8 orderan saja.
Hal itu itu bukan tanpa alasan, karena harus mempertimbangkan konsumsi BBM yang harus dikeluarkan.
“Kalau misalkan 15 orderan makanan itu biasanya kita dapat Rp100 hingga Rp160 ribu. Tapi sekarang setengah saja, karena bensin juga kan kita pertimbangkan,” beber dia.
Dengan kelangkaan seperti ini, kemudian ditambah adanya wacana pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang akan membatasi penggunaan BBM bagi sepeda motor maksimal 5 liter per hari, dia mengaku hal itu cukup baik jika dapat dilakukan.
Karena saat ini para ojol tidak hanya berpatokan kepada SPBU, akan tetapi juga mengandalkan para penjual BBM eceran.
“Ya kalau memang mau diatur seperti itu enggak apa-apa, baguslah. Apalagi harga BBM eceran sampai Rp15 ribu per liter,” cetusnya.
Hal berbeda justru dikatakan Mahmud (36). Dalam mengatasi sulitnya mendapatkan BBM driver ojol ini memiliki trik lain.
Saat mendapatkan orderan, dia berkendara tak seperti biasanya.
Kini dia berkendara dengan mengandalkan lampu indikator eco yang ada di sepeda motornya dan sudah tiga hari terakhir dia lakukan.
