Sopir Assapel Belitung Keluhkan Kelangkaan Solar Subdisi, Beli Solar Industri Malah Rugi
Ketua Assapel, Suhar Iswandi atau akrab disapa Boy, mengatakan, semenjak sebulan belakangan solar subsidi mulai susah didapatkan.
Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Rombongan sopir pelabuhan di bawah naungan Asosiasi Sopir Pelabuhan (Assapel) Belitung mengeluhkan kelangkaan BBM jenis solar subsidi.
Ketua Assapel, Suhar Iswandi atau akrab disapa Boy, mengatakan, semenjak sebulan belakangan solar subsidi mulai susah didapatkan.
Sementara, jika mereka menggunakan solar industri dengan ketetapan tarif Pemkab Belitung sudah tidak sesuai.
"Dua minggu ini yang sudah terasa, hari ini kosong benar. Kalau sudah kosong apa yang dipakai, beli dexlite sementara ongkosnya tidak sesuai, malah rugi," kata Boy disampingi Sekretaris Assapel, Andi Agus Salam, dan Mantan Sekretaris, Indra, saat ditemui Posbelitung.co, Kamis (27/1/2022).
Ia mengakui, bahwa selang beberapa hari solar subisidi dijual di SPBU tetapi karena kuotanya terbatas, tidak semua sopir mendapatkan BBM tersebut.
Sebab, konsumen solar subsidi bukan hanya Assapel melainkan juga masyarakat umum.
Boy menambahkan, pada dasarnya rekan-rekan Assapel menginginkan kejelasan tentang pemberlakuan status subsidi khusus solar.
Mereka sebenarnya tidak keberatan jika pemerintah ingin mencabut subdisi dan beralih ke industri.
Tetapi di sisi lain, Pemkab Belitung juga harus melakukan penyesuaian terhadap tarif angkutan barang yang diatur dalam Surat Keputusan Bupati Belitung Nomor 188.45/603/KEP/HUBKOMINFO/2014.
Ia menjelaskan harga solar subsidi Rp5.510 per liter, sedangkan solar industri Rp9.700 per liter.
Artinya terdapat perbedaan hampir 100 persen.
Sementara tarif yang ditetapkan pemda tidak pernah berubah semenjak delapan tahun lalu.
"Misalnya tarif Rp300 ribu, ongkos solar industri 20 liter Rp194 ribu, belum ongkos sopir. Kita belum bicara onderdil, seandainya ban bocor di jalan, itu sudah rugi," jelasnya.
Boy berharap, pemda melalui dinas teknis mengambil langkah melakukan penyesuaian tarif angkutan.
Sebab, jika Assapel melakukan kenaikan tarif secara sepihak secara otomatis menyalahi aturan dan berdampak pada harga barang.
