Wawancara Khusus
Bincang dengan drg Bambang Tri Susilo SpBM: Sering Disepelekan, Infeksi Gigi Bisa Sebabkan Kematian
Gejala yang timbul karena infeksi gigi seperti sakit gigi atau bengkak perlu menjadi perhatian.
Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
T : Kenapa gigi tidak boleh dicabut saat sakit?
J : Saat ada gigi berlubang, sebenarnya tidak semua gigi berlubang harus dicabut. Kalau lubangnya masih dangkal dan bisa ditambal, silakan ditambal dan tidak perlu dicabut.
Orang sini kebanyakan ingin mencabut gigi, padahal lubangnya masih dangkal. Kalau bisa dipertahankan selama mungkin, silakan ditambal atau dirawat sarafnya.
Memaksakan mencabut gigi saat sakit gigi, secara teorinya memang masih pro kontra. Kalau saya sendiri, lebih baik ditunda karena kalau lagi sakit dan bengkak, artinya infeksi sedang aktif. Baiknya ditunda karena infeksi bisa masuk dari beberapa jalur seperti jalur darah dan jalur kelenjar.
Saat gigi sakit atau bengkak, kemudian memaksakan gigi dicabut saat infeksi sedang aktif, saat dicabut ada pendarahan, kemudian patogen masuk. Walaupun kecil bisa menyebabkan infeksi dari darah.
Maka harus bersabar dan enakan, menunggu bakteri tidak aktif baru dicabut walau ada bakterinya. Kalau masih sakit diberikan antibiotik untuk menurunkan risiko infeksi dengan membunuh kuman. Setelah antibiotik selesai, baru boleh dicabut.
Kecuali ada pasien darurat yang pada saat itu harus dicabut giginya. Misalnya infeksi meluas yang membahayakan pasien, maka harus dicabut saat itu juga meski sakit. Tapi kondisi ini jarang sekali terjadi.
Tidak apa-apa datang ke dokter gigi saat sakit untuk kemudian diterapi dulu, diberi obat, ketika sudah reda, baru boleh dicabut. Tidak perlu buru-buru untuk cabut gigi.
T : Kapan gigi bisa dicabut?
J : Indikasi pencabutan gigi, pertama gigi tidak bisa dipertahankan. Kondisinya sisa akar atau tunggul memang harus dicabut. Kemudian gigi berlubang sudah retak di akarnya, harus dicabut karena tidak bisa direstorasi.
Saat gigi sudah berlubang sehingga mahkotanya habis dan tidak bisa diselamatkan, memang harus dicabut. Tetapi jika masih bisa dirawat, dipertahankan, dan ditambal, baiknya ditambal saja.
T : Bagaimana penggunaan behel untuk kesehatan gigi?
J : Kalau pakai behel sebenarnya ada indikasi, bukan sebagai mode atau keren-kerenan. Pakai behel ada kelainan gigi, berantakan, sehingga behel bisa untuk merapikan gigi supaya tidak ada sisa makanan yang menempel di gigi yang berantakan itu.
Selain itu ada posisi rahang maju, baik itu rahang atas atau rahang bawah, sehingga mau dimundurin, salah satu caranya dengan behel. Ada indikasi tertentu yang dibolehkan. Kalau jangka waktu tergantung keparahan kasus, bisa 1-2 tahun kalau kasusnya ringan.
T : Jika penggunaan dokter bukan dari dokter, tetapi untuk gaya-gayaan, bagaimana pendapat dokter?
J : Baiknya untuk masalah kesehatan, tidak hanya penggunaan behel, dikonsultasikan kepada yang berwenang, misal ke dokter gigi bukan ke tempat lain yang tidak punya ilmu dasarnya seperti tukang gigi. Karena perawatannya pun akan jauh dari hasilnya. Sayang kan kalau buang waktu, tenaga, dan uang tapi tidak mendapatkan yang diinginkan.
T : Jika pada gigi muncul benjolan putih yang isinya menyerupai nanah yang sudah membeku, itu terjadi karena apa? Apakah termasuk infeksi juga?
J : Bagian bawah yang menonjol ini harus diperiksa, karena bisa tonjolan tulang, tumor kecil atau infeksi. Kalau ada penonjolan tulang, itu bisa dihalusin agar rapi kembali. Kalau dibiarkan sebenarnya tidak ada masalah, kecuali kalau ingin membuat gigi palsu. Biasanya akan dikonsul ke bedah mulut supaya ketika memasang gigi palsu tidak akan merasa tertekan di tonjolan tulangnya.
Kalau ada tumor kecil atau kutil bisa dibuang. Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan asal datang ke dokter yang benar, nanti dioperasi kecil, selesai. Jika benar-benar dibiarkan akan membesar. Jangan sampai tunggu besar karena akan lebih sulit mengeluarkan dan banyak jaringan yang termakan setelah operasi.
T : Bagaimana dengan metode mencabut gigi dengan tang atau benang?
J : Kalau pakai benang biasanya anak kecil. Sebenarnya kami tidak menyarankan karena harus dilakukan di tempat steril. Kalau dibilang berbahaya atau tidak, berbahaya, karena tidak tahu tekanan saat giginya dicabut. Kalau misalnya gigi belum goyang banget, anaknya bisa kesakitan banget. Apalagi tidak pakai obat bius, anak bisa teriak dan tidak bisa kontrol pendarahan. Mending ke dokter gigi saja biar aman.
Di dokter gigi juga pakai tang, tapi khusus cabut gigi. Kalau pakai tang material, yang pertama tidak steril. Bentuk tang dokter gigi sudah disesuaikan dengan bentuk gigi, bukan asal-asalan.
T : Mengenai geraham bungsu yang mengalami impaksi apakah harus dipertahankan atau dibuang saja?
J : Impaksi berarti gigi yang tidak bisa keluar karena kurang ruangan, walau sudah tumbuh sempurna. Baiknya preventif dibuang, apalagi pada orang Asia, kurang ruangnya parah sehingga tumbuhnya miring atau ketanam di dalam. Jika sudah ada keluhan sakit, makanan sering nyelip, bengkak, baiknya dibuang, operasi kecil oleh spesialis bedah mulut. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)