Perang Rusia dan Ukraina
Putin Sukses Runtuhkan Kekuatan Amerika dan Eropa, Sanksinya Senjata Makan Tuan, Asia jadi Penguasa
Sanksi Amerika dan Eropa ke Rusia jadi senjata makan tuan, masa kejayaannya sudah berakhir digantikan oleh Asia
POSBELITUNG.CO -- Negara barat yang bergabung di Uni Eropa merupakan sekutu bagi Ukraina.
Sejak pecahnya perang Rusia dan Ukraina, dukungan dari Eropa terus mengalir ke Ukraina.
Dibawah komando Amerika Serikat, Rusia pun kemudian dijatuhkan bertubi-tubi sanksi.
Dan tercatat dalam sejarah di dunia, Rusia negara pertama yang mendapat sanksi paling banyak.
Dari sanksi ekonomi, olahraga, energi hingga diplomasi pun dikucilkan oleh Barat.
Baca juga: Rusia Tak Tergoyahkan, Eropa sudah Kewalahan Bantu Ukraina, Stok Senjata dan Amunisi Makin Menipis
Rupanya, sanksi yang dijatuhkan itu malah membuat negara Eropa goyah.
Perekonomian dunia pun menjadi goyah setelah Eropa berikut Amerika menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Seperti senjata makan tuan, sebaliknya Rusia malah tetap tak tergoyahnya meskipun dijatuhkan banyak sanksi dari Eropa.
Hal ini mengisyaratkan bahwa kekuatan Eropa telah runtuh.
Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kejayaan Amerika Serikat dan para sekutunya di Eropa telah berakhir.
Saat ini yang Asia sedang bangkit dan menjadi penguasa di masa depan.
Seperti laporan Straits Times, Rabu (7/9/2022), Vladimir Putin mengatakan Barat telah gagal dengan upaya yang sia-sia dan agresif untuk mengisolasi Rusia dengan sanksi yang menghancurkan ekonomi global.
Baca juga: Rusia Kuras Uang Amerika, Alasan Bantu Ukraina Joe Biden Minta 11,27 Miliar Dollar ke Kongres AS
Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia atas apa yang disebut Putin sebagai operasi militer khusus di Ukraina.
Putin, berbicara kepada Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok Rusia Timur Jauh, mengatakan sanksi telah menggantikan pandemi Covid-19 sebagai ancaman utama bagi ekonomi global.
"Saya berbicara tentang demam sanksi Barat dengan upaya agresif dan berani untuk memaksakan model perilaku ke negara lain, untuk merampas kedaulatan mereka dan menundukkan mereka pada kehendak mereka," kata Putin.
"Dalam upaya untuk melawan jalannya sejarah, negara-negara Barat merusak pilar utama sistem ekonomi dunia yang dibangun selama berabad-abad," katanya seraya menambahkan kepercayaan terhadap mata uang Dolar, Euro, dan Sterling kini jatuh.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina melakukan perlawanan keras. Tidak ada pihak yang mengungkapkan berapa banyak tentara yang tewas.
Rusia dengan sanksi yang menghancurkan ekonomi global, sementara Asia sedang bangkit untuk mengklaim masa depan.
Upaya Barat untuk secara ekonomi mengisolasi Rusia, salah satu produsen sumber daya alam terbesar di dunia, mendorong ekonomi global ke wilayah tak bertuan yang belum dipetakan sebelumnya, diwarnai melonjaknya harga makanan dan energi. Itu juga dikatakan merugikan Rusia.
Putin mengatakan Barat berusaha memaksakan kehendaknya pada dunia tetapi kekuatan mereka menurun karena wadah pertumbuhan global sekarang ada di Asia.
"Perubahan tektonik yang tidak dapat diubah dan bahkan telah terjadi di seluruh hubungan internasional," kata Putin.
"Peran negara dan kawasan dunia yang dinamis dan menjanjikan, terutama kawasan Asia-Pasifik, telah meningkat secara signifikan."
Putin juga mengatakan ekonomi Rusia menghadapi apa yang disebutnya agresi finansial dan teknologi Barat, tetapi mengakui beberapa kesulitan di beberapa industri dan kawasan.
Terima Bos Junta Militer Myanmar
Sementara itu, pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing hadir secara resmi di Vladivostok Rusia dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (7/9/2022).
Seperti dilaporkan Straits Times, dalam pertemuan tersebut, Putin berkesempatan memuji hubungan "positif" dengan Myanmar.
"Myanmar adalah mitra lama dan dapat diandalkan kami di Asia Tenggara. Hubungan kami berkembang secara positif," kata Putin dalam pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.
Kunjungan Min Aung Hlaing dilakukan saat kedua pemerintah menghadapi isolasi diplomatik.
Moskow untuk intervensi militer sejak Februari 2022 di Ukraina yang pro-Barat, dan Naypyidaw untuk kudeta militer tahun lalu.
Ketika hubungan Moskow dengan Barat runtuh di Ukraina, Kremlin berusaha untuk memutar negara itu ke Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
"Saya sangat bangga dengan Anda, karena ketika Anda berkuasa di negara ini, Rusia, bisa dikatakan, menjadi nomor satu di dunia," kata Min Aung Hlaing kepada Putin, seperti dikutip dari pernyataan Kremlin yang menerjemahkan pernyataannya ke dalam bahasa Rusia.
"Kami akan menyebut Anda bukan hanya pemimpin Rusia tetapi juga pemimpin dunia karena Anda mengendalikan dan mengatur stabilitas di seluruh dunia," ungkap Min Aung Hlaing.
Sumber: Straits Times/Kompas.TV
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Vladimir Putin Sebut Barat Telah Gagal, Masa Depan Dunia Kini Ada di Asia,