Info Kesehatan

Yuk, Kenali Gejala dan Bahaya DBD Sebelum Masuk Fase Kritis

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aegypti

posbelitung.co
Dokter umum RS Utama dr. Ayu Anggreini saat berbincang dengan host Konter Pos Belitung Lisa Lestari, Kamis (22/9/2022). (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitsari) 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aegypti yang gejala awalnya ditandai demam mendadak tinggi yang bisa berlangsung selama 2-7 hari.

Nyamuk tersebut menggigit pada waktu pagi sekitar pukul 8.00-10.00 dan waktu sore pada rentang waktu 15.00-17.00.

Dalam Program Konter atau Konsultasi Dokter Pos Belitung (Posbelitung.co), Dokter Umum RSUD Marsidi Judono dr Ayu Anggreini menjelaskan penularan DBD disebabkan tiga hal yakni vektor, host, lingkungan.

Vektornya yakni nyamuk Aides aegypti betina yang membutuhkan darah manusia untuk proses ovulasi. Sementara host adalah penderita yang mengalami infeksi virus DDB. Penyebaran DBD juga dipengaruhi faktor lingkungan, misalnya akibat curah hujan, suhu, kepadatan penduduk, dan sanitasi lingkungan.

"Makanya untuk mencegah penularan dair nyamuk Aides aegypti tidak bisa memberantas vektornya saja, karena selama tempat berkembang biaknya masih ada, tetap harus diperbaiki sanitasi lingkungan, kalau curah hujan dan suhu lingkungan tidak bisa diatur," katanya, Kamis (22/9/2022). 

Gejala awal DBD ditandai demam mendadak tinggi. Ayu mengatakan sebenarnya tidak bisa dibedakan antara demam karena infeksi virus atau bakteri lain, karena gejala respon imun yang terjadi adalah demam.

Pada gejala DBD, selain demam mendadak tinggi, gejala ikutannya seperti nyeri kepala, perut, persendian, di belakang mata, dan muncul ruam kulit. DBD ini bisa dibedakan dari tipe demamnya.

Pada DBD tipe demamnya pelana kuda, demamnya akan berlangsung selama beberapa hari, lanjut ke bebas demam selama 1-2 hari.

Walaupun gejala 1-2 hari belum dibedakan, pasien harus menjaga imunitas tubuh, antibodi harus baik dengan istirahat cukup, mengonsumsi air putih 2-8 gelas per hari, mengonsumsi obat-obatan antipiretik seperti parasetamol.

"Untuk virus dengue yang disarankan parasetamol karena harus menghindari obat-obatan yang bisa mengakibatkan gejala pada lambung. Karena DBD ini juga bisa mengakibatkan nyeri perut, mual atau muntah. Seperti obat penurun panas seperti aspirin, ibuprofen memang sebaiknya dihindari. Paling aman menggunakan parasetamol," jelas dia. 

Bagi anak-anak penggunaan parasetamol tetap harus dihitung berdasarkan berat badan. Kalau dosis yang diberikan kurang, maka demamnya tidak akan turun.

Selain pendukung dari obat penurun panas, bisa juga ditambahkan dengan multivitamin. Selanjutnya, FBD juga terbagi menjadi empat fase. Fase pertama jika dilihat di laboratorium, trombosit akan turun kurang dari 100 ribu, sedangkan hematokrit akan meningkat ≥20 persen.

Biasanya belum terjadi pendarahan secara spontan sehingga harus dicari tahu apa pendarahan sudah terjadi atau belum. Pendarahan yang dimaksud berupa ruam kulit kemerahan yang terdapat di tubuh. Ruam ini kalau dipencet tidak bisa hilang.

Lalu fase kedua dimana sudah mulai pendarahan spontan seperti mimisan, gusi berdarah atau pendarahan saluran cerna. Kemudian fase ketiga atau disebut fase pre shock ditandai dengan nadi teraba lemah, tensi menurun, pasien bisa tampak lebih gelisah.

Jika terus dibiarkan, pasien dapat memasuki fase keempat atau fase shock yang mana nadinya bisa tidak teraba, tensi tidak terukur, hingga penurunan kesadaran berat. Juga terjadi kebocoran plasma besar-besaran, kalau cairan plasma bocor ada perpindahan dari pembuluh darah keluar pembuluh darah.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved