Pos Belitung Hari Ini

16 Desa Berisiko Tinggi Penyakit Kaki Gajah, Satu Keluarga di Belitung Terinfeksi Filariasis

Bupati Belitung H Sahani Saleh sigap meminum obat pencegahan kaki gajah setelah diberikan petugas kesehatan.

Dok/Prokopim Setda Belitung
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengonsumsi obat kaki gajah dan disaksikan Bupati Belitung Sahani Saleh, Selasa (18/10/2022). 

Namun berdasarkan temuan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), masih terdapat kasus infeksi positif cacing filaria.

Berdasarkan pemeriksaan sampel acak yang telah dilakukan pada 2021 dan 2022, ditemukan sebanyak 127 orang positif mikrofilaria dari 8.208 sampel yang diperiksa.

Bahkan beberapa di antaranya dialami oleh pasien anakanak berusia 6-7 tahun.

“Yang seharusnya (penyakit) sudah eliminasi kenapa anak umur 6-7 tahun ada. Padahal pengobatan terakhir
2010, sudah 12 tahun tidak diobati, kenapa anak umur segitu yang belum lahir, kenapa anak itu ada,” kata Dosen
Departemen Parasitologi FKUI, Taniawati Supali, Selasa (18/10/2022).

Dia menjelaskan, FKUI melakukan pemeriksaan filariasis karena sebelumnya dari hasil survei rutin Loka Litbang Baturaja, meskipun Belitung sudah eliminasi kaki gajah tapi kasusnya masih terus ada.

Makanya tim FKUI turut memeriksa. Ketika mulai dilakukan pada 2021 lalu, dari 1.910 sampel acak yang diperiksa,
ditemukan 40 kasus.

Saat itu, survei hanya dilakukan di Desa Lassar, Desa Kembiri, serta tiga desa di Pulau Mendanau yakni Desa Selat Nasik, Suak Gual, dan Petaling.

Di Desa Lassar pun ditemukan kasus pada anak-anak.

Pemeriksaan kembali dilakukan pada Juni-Juli 2022, ternyata ditemukan 87 kasus penyakit yang disebarkan
melalui gigitan nyamuk ini.

Menurutnya, pada penyakit filariasis atau kaki gajah ini tidak memiliki gejala tertentu.

Penderita dapat diketahui positif berdasarkan pemeriksaan darah yang harus dilakukan malam hari.

“Karena cacing ada di darah hanya saat malam. Maka kami ambil darahnya 20.00-00.00 WIB,” tuturnya.

Dari kasus temuan FKUI yang terinfeksi cacing filaria di antaranya kasus yang terjadi empat kasus yang terjadi pada satu keluarga.

Mengenai hal ini, Pelaksana tugas (Plt) Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Sri Agustini mengatakan kasus positif tersebut belum sampai menyebabkan
kaki penderita membesar.

Langkah pemberian obat pun dilakukan pihaknya terhadap keluarga tersebut.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved