Pos Belitung Hari Ini

16 Desa Berisiko Tinggi Penyakit Kaki Gajah, Satu Keluarga di Belitung Terinfeksi Filariasis

Bupati Belitung H Sahani Saleh sigap meminum obat pencegahan kaki gajah setelah diberikan petugas kesehatan.

Dok/Prokopim Setda Belitung
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengonsumsi obat kaki gajah dan disaksikan Bupati Belitung Sahani Saleh, Selasa (18/10/2022). 

“Langsung diberikan obat, satu tahun satu kali. Nanti tahun depan dapat lagi,” katanya.

Nantinya keluarga tersebut akan kembali dites darahnya untuk melihat efek pengobatan yang dilakukan.

Jika hasil pemeriksaan darahnya sudah negatif cacing filaria, maka pengobatan akan dihentikan.

Sedangkan jika masih positif, pemberian obat sekali dalam setahun akan terus dilakukan sampai hasilnya negatif.

Masih Ditemukan

Ketua Tim Kerja Penyakit Tropis Kementerian Kesehatan, dr. Regina Sidjabat mengatakan yang paling dikhawatirkan dari penyakit kaku gajah yakni saat sudah sampai kronis dan kaku membesar. Saat kaki membesar bisa menyebabkan cacar sehingga penderita tidak bisa bekerja secara baik.

"Kalau besar, operasi pun tidak bisa menolong,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pemberian obat kaki gajah disesuaikan dengan usia penerima dan karakteristik wilayah.

Kabupaten Belitung yang sebelumnya telah eliminasi kasus kaki gajah, namun ternyata kasusnya masih ditemukan, maka kebijakan dari WHO yakni pemberian obat tiga regimen IDA atau ivermectin, DEC, dan albendazole.

Regimen IDA ini diberikan pada usia antara 5-70 tahun.

Sementara untuk usia 2-5 tahun, pemberian obat regimen DA atau DEC dan albendazole.

“Ada kebijakan dari WHO diberikan tambahan ivermectin supaya lebih bagus. Jumlah obat itu diberikan
berdasarkan ukuran tinggi badan, masing-masing obat ada ketentuan,” katanya.

Pemberian obat juga dilakukan dengan menyasar seluruh masyarakat. Kabupaten Belitung juga menjadi
satu dari delapan daerah yang melaksanakan pemberian obat pencegah massal filariasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/
1231/2022 tentang Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegah Massal Filariasis Regimen
IDA dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Bintan, Pangkajene Kepulauan,
Boven igoel, dan Asmat.

Selain itu juga di Mimika, Sarmi dan Kabupaten Belitung. (del)

Sumber: Pos Belitung
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved