Advertorial

UMKM Belitung Timur Tumbuh Pesat Pasca Pandemi Covid-19, Disnakerkop-UMKM Geber Event dan Pelatihan

SEKTOR usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) bertumbuh pascapandemi Covid-19

Penulis: Iklan Bangkapos |
Dede
Bazar UMKM yang digelar di dinas Tenaga Kerja dan UMKM Beltim 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG -- Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) bertumbuh pascapandemi Covid-19.

Seiring itu, pemerintah daerah terus memberikan dukungan lewat program bazar hampir di setiap event. Tujuannya membantu meningkatkan pendapatan para pelaku usaha.

"Kami mencoba memanfaatkan setiap event melibatkan bazar UMKM. Pengalaman kami waktu bazar peringatan Hari Koperasi lalu , omzet mereka meningkat sampai 300 persen," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UMKM (Disnakerkop-UMKM) Beltim Gustaf Pilandra pada Kamis (27/10/2022).

Ia menjelaskan, saat ini pelaku UMKM di Belitung Timur berjumlah 13.000-an. Jika diakumulasikan dengan jumlah penduduk sekitar 130 ribu, maka 10 persen masyarakat bergantung pada sektor tersebut. Secara otomatis, pertumbuhannya turut membantu pergerakan ekonomi.

Gustaf mengakui terdapat beberapa produk unggulan dari para pelaku usaha. Antara lain madu trigona dikarenakan produksinya terbilang tinggi dan hampir merata di setiap kecamatan. Ada juga olahan makanan kekinian berbahan dasar ikan dan ayam.

Di sisi lain, produksi batik lokal juga mulai tumbuh karena didukung dengan event fashion show dan kebijakan pemda mewajibkan ASN mengenakan batik khas lokal.

"Setiap event itu kami berusaha produk mereka ini dipajang. Diharapkan terjadi transaksi walaupun tidak pada event tapi ada setelah event dilaksanakan," katanya.

Menurut Gustaf, pihaknya tetap rutin mengadakan pelatihan menyesuaikan kebutuhan para pelaku usaha. Bahkan narasumber yang didatangkan juga berpengalaman dibidangnya sehingga harapannya mampu menularkan ilmu kewirausahaan.

Contohnya pelatihan olahan ayam yang dilaksanakan mulai 17 sampai 26 Oktober 2022 lalu diikuti 60 orang dari tujuh kecamatan.

"Selama pelatihan itu, peserta diajarkan membuat sempol, naget, dimsum, dan bistik bola ayam. Ini menjadi modal bagi mereka buat berkreasi," katanya.

Ia menilai sektor UMKM juga memiliki efek domino yang berdampak pada sektor lainnya. Seperti saat fashion show batik baru-baru ini, tercatat adanya transaksi sebanyak 270 lembar. Sebab selama gelaran event tersebut, secara otomatis peserta harus berdandan dengan salon pilihannya ditambah penjahit yang membuat baju mereka.

"Itu kan ada efek dominonya. Acaranya fashion show, tapi berdampak pada salon dan penjahit," katanya.

Kendala-kendala

Perkembangan sektor UMKM di Kabupaten Belitung Timur tentunya bukan tanpa kendala. Gustaf menilai kendala yang sering ditemui pelaku UMKM yaitu manajemen keuangan. Pelaku usaha belum memisahkan pengelolaan keuangan usaha dengan rumah tangga.

"UMKM ini kan dominan usaha rumahan dan kebanyakan dari mereka, manajemennya masih bercampur. Seharusnya itu dipisahkan agar lebih profesional," katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved