Advertorial

UMKM Belitung Timur Tumbuh Pesat Pasca Pandemi Covid-19, Disnakerkop-UMKM Geber Event dan Pelatihan

SEKTOR usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) bertumbuh pascapandemi Covid-19

Penulis: Iklan Bangkapos |
Dede
Bazar UMKM yang digelar di dinas Tenaga Kerja dan UMKM Beltim 

Kemudian, bahan baku yang masih bergantung dari alam termasuk kendala bagi UMKM. Misalnya produk keripik sukun, tetapi sifatnya masih musiman. Jika pohonnya tidak berbuah secara otomatisnya tidak ada produksi.
"Sama halnya dengan kopi yang masih terbatas luasan kebun dan tergantung masa panen. Makanya ketika pesanan meningkat, mereka sering kewalahan. Sementara mau dipasok dari daerah lain, sudah menghilangkan ciri khas," katanya.

(advertorial/dol)

Dukungan Penuh Pemda
FRISKILA Mardiana satu di antara pelaku UMKM di Belitung Timur yang sukses menjalankan bisnis jualan jamu herbal dan madu trigona. Janda 41 tahun itu kini sudah mengantongi omzet kotor sekitar Rp10 juta sampai Rp20 juta per bulannya. Dirinya mengakui tanpa pembinaan dari Dinas Perindag dan Dinas Tenaga Kerja dan UMKM, usahanya belum tentu sukses seperti sekarang ini.

"Awal usaha itu saya tidak ngerti apa-apa. Jadi dinas perizinan itu sering ngajak pelatihan, ngurus perizinan, manajemen dan juga Dinas UMKM banyak ikut expo, kurasi dan banyak lainnya," kata Friskila.
Saat ini, warga Dusun Pancor 1, Desa Padang, Kecamatan Manggar itu sudah memiliki perusahaan perseorangan PT Friskila Natural Beauty dan terdaftar di KemenkumHAM. Bahkan produknya juga sudah mengantongi sertifikat halal dan BPOM yang menjamin kualitas mutu.
Khusus produk madu trigona, Friskila juga sudah menembus pasaran luar negeri walaupun hanya melayani pesanan perorangan.

"Kalau temen-temen mau umrah bawa madu ini dan ada juga oleh-oleh ke Malaysia. Memang untuk luar negeri itu baru 20 persenan," katanya.

Sedangkan pasaran luar daerah, madu trigona Friskila sudah menembus daerah Jakarta, Bogor, Palembang, Bandung, Demak, Jogya, Surabaya hingga Papua. Konsumennya memang baru sebatas konsumsi dan sebagian reseller.
"Tapi mereka rutin ada untuk obat juga yang kami campur dengan beepollen," katanya.
Friskila sendiri memulai usahanya semenjak 2017 lalu. Berawal dari membuat minuman jamu herbal anaknya, ia mulai usaha kecil-kecilan.

Dirinya tak menyangka, hasil penjualan awal justru habis terjual dan pesanan mulai berdatangan.
"Setelah jamu lumayan banyak pesanan mulai ada tawaran ternak madu trigona. Alhamdulillah berkembang sampai sekarang," katanya.

Berawal dari pelatihan
Selain Friskila, Jumiati termasuk pelaku UMKM sukses di Belitung Timur. Warga Dusun Harapan Jaya, Desa Lalang Jaya itu memiliki UMKM Mandiri Usaha Bersama dengan berbagai produk kuliner berbahan dasar ikan birai.

Kini usaha perempuan 51 tahun itu memiliki berbagai produk olahan seperti otak-otak, kaki naga, ekado, bakso, tekwan, nugget, steak, tahu isi, empek-empek dan sempol ikan. Bahkan saat ini omzet yang dihasilnya dari usahanya mencapai Rp10 juta per bulan.

"Awalnya dari pelatihan dinas perikanan tahun 2013. Semenjak pelatihan itu mulai membuat sendiri sampai sekarang," katanya.
Seiring keberhasilannya di sektor UMKM Jumiati sering diundang oleh Dinas Tenaga Kerja dan UMKM menjadi narasumber. Terakhir pada pelatihan pembuatan kuliner berbahan dasar ayam dari 17-26 Oktober 2022 lalu.
"Kalau saya pasti ikhlas berbagi pengalaman dan harus sampai bisa. Kalau pun mau belajar di rumah juga silakan," katanya.

(advertorial/dol)

Bazar UMKM yang digelar di dinas Tenaga Kerja dan UMKM Beltim
Bazar UMKM yang digelar di dinas Tenaga Kerja dan UMKM Beltim (Dede)
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved