Lebih Mahal dari Lele Biasa, Ternyata ada Mitos di Balik Lele Bule yang Kini Langka di Bangka
Di tahun 2000-an, ikan lele 'bule' ini mudah ditemukan di kolong, sungai, rawa Bangka Belitung, kini seolah-olah menghilang.
Tak hanya langka di kalangan pasar, kepopuleran ikan kelik puteh rupanya tidak setenar dahulu.
Beberapa masyarakat pun mengaku tidak mengetahui adanya ikan kelik puteh.
Sava (22) misalnya warga Kacangpedang itu mengakui tak pernah mendengar dan melihat ikan kelik putih.
"Jangankan untuk makannya, lihat saja belum," ucap perempuan itu.
Kata Sava, dirinya hanya familiar dengan lele hitam yang kerap dikonsumsi masyarakat.
"Kalau lele yang biasa dijual di pecel lele itu saya tau, makan juga sering, saya rasa kalau lele hitam mungkin semua orang tahu," ucap Sava.
Diakuinya, ia pun cukup penasaran bagaiman bentuk kelik puteh itu.
"Saya baru dengar kelik puteh dari abang lah, penasaran juga belum pernah liat," ujarnya.
Ikan Kelik Putih Secara Ilmiah
Dosen Aquakultur Universitas Bangka Belitung (UBB), Ahmad Fahrul Syarif menjelaskan secara ilmiah tentang ikan kelik putih yang sulit ditemui di kolong dan sungai wilayah Bangka Belitung.
"Kelik putih ini kan merupakan jenis ikan lele Clariidae (Catfish), kalau di Bangka ini merujuk pada jenis ikan lele lokal Clarias sp. yang banyak di temukan di rawa, aliran sungai atau parit kecil (bandar)," ujar Fahrul, Kamis (3/11/2022).
Dibeberkannya, jika merujuk pada kondisi normalnya ikan ini berwarna gelap dengan corak kuning bintik disekitar badannya.
"Menjadi warna putih karena kelainan genetik yang disebut Albinisme (Albino=tidak memiliki pigmen warna) sehingga menjadi putih/bule. Kondisi albino ini disebabkan karena mutasi gen yang mewariskan pigmen warna tertentu menjadi tidak muncul/terkespresi," kata Fahrul.
Ditekankannya, kelik putih tidak termasuk ikan endemik jika yang dimaksud adalah spesies Clarias nieuhofii, C.batracus atau jenis lele lokal lain yang terdapat di pulau Bangka maupun Belitung.
"Kondisi seperti ini bisa terjadi pada semua spesies ikan baik lokal (natif) maupun endemik," katanya.