Wisata Bangka Belitung

Wisata Bangka Belitung: Mencari Cicak Ahok Fauna Endemik Penjaga Gua Kelelawar di Gunung Lumut

Cicak Ahok, spesies ini ditemukan pada 2017 lalu oleh para peneliti dari LIPI di Gua Kelelawar, di objek wisata Gunung Lumut, Desa Limbongan.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: M Ismunadi
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Berfoto di antara hamparan Lumut menghijau di Gunung Lumut, Desa Limbongan, Belitung Timur, Jumat (6/1/2023). 

Dari Manggar, ibukota Belitung Timur menuju Gunung Lumut yang berjarak 36 kilometer ditempuh sekitar 45 menit. Akses jalan ke objek wisata di Desa Limbongan, Kecamatan Gantung ini mulus dari sepanjang jalan Manggar hingga ke gerbang Gunung Lumut.

Hanya dari gerbang menuju destinasi, jalannya masih berkerikil merah. 

Dari tempat parkir, para pemuda yang memarkirkan sepeda motornya tersenyum menyambut rombongan kami dengan hangat. Mereka menjadi ojek yang mengantarkan tamu ke start point Gunung Lumut. 

Melihat produk UMKM yang dijual di Gunung Lumut.
Melihat produk UMKM yang dijual di Gunung Lumut. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Baca juga: Wisata Bangka Belitung: Sensasi Menginap di Puri Ansell the Van, Cukup Bayar Rp1,5 Juta

Tiba di titik awal, pengelola destinasi, Ayu Trisia memperkenalkan gunung yang memiliki ketinggian 168 meter di atas permukaan laut tersebut.

Ia pula memperkenalkan produk lokal yang dijual bagi pengunjung seperti tenun, madu trigona, dan kecampang. Kecampang merupakan anyaman lais yang digunakan masyarakat setempat menyimpan gunting, bawang, dan ramuan sebagai perlindungan bagi bayi. 

Kami memulai perjalanan. Dari papan informasi, Yulin, pemandu Gunung Lumut menyampaikan seputar informasi flora-fauna yang hidup dan membiarkan kami memilih rute yang ingin dilalui. 

Jalur pertama merupakan rute pendek, dari estimasi bisa ditempuh dalam 15 menit. Lalu jalur sedang dengan jarak tempuh sekitar satu jam dan jalur jauh memerlukan waktu sekitar 3-4 jam. Estimasi ini bisa jauh meleset, bergantung kemampuan dan daya tahan saat mendaki. 

Di rute jauh, pengunjung dapat melihat Gua Kelelawar, rumah bagi kelelawar vampir palsu. Jika beruntung, juga bisa menemukan tokek atau cicak Ahok.

Sebelum mendaki, Yulin menjelaskan larangan atau pantangan selama berada di Gunung Lumut. Pengunjung tidak diperbolehkan berbicara keras atau lantang, menginjak lumut, membawa tanaman atau binatang, juga harus menyimpan sampah jika tidak ada tempat sampah di sekitar lokasi. 

Dua pemandu mengiringi perjalanan kami. Yulin di depan, memimpin rombongan dan menyampaikan seluk beluk Gunung Lumut. Sementara Tri bersiap di belakang, membawa minuman dan memandu pengunjung yang turun saat tak mampu mendaki lebih jauh. Setelah memberikan kayu untuk menjadi tongkat jalan, pendakian dimulai. 

Jalanan menanjak mendominasi jalur ke puncak. Stamina prima menjadi hal utama. Menggunakan alas kaki yang tepat dan nyaman jadi saran terbaik yang harus dilakukan.

Udara sejuk di bawah pepohonan rindang menjulang, iringan musik alam dari serangga terdengar di penjuru hutan. Suasana ini bakal jadi pilihan tepat bagi pengunjung yang ingin healing, memperbaiki mood dan menjauh dari rutinitas kota. 

Deru nafas beradu dengan debar detak jantung saat tiba di pelang bertuliskan Gunung Lumut. Berbeda dengan sebelumnya, area hutan sekitar pelang Gunung Lumut merupakan hutan kerangas dengan hamparan lumut bak karpet hijau.

Baca juga: Wisata Belitung: Mercusuar Tanjung Lancur, Bangunan Heritage Peninggalan Sejarah Penjajahan Belanda

Baca juga: Wisata Belitung: Bukit Menangin Desa Suak Gual, Indahnya Hamparan Hutan Hijau dan Birunya Lautan

Tak jauh dari situ, sedikit menanjak melewati tangga-tangga kayu, ada gardu pandang. Dari gardu pandang, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dari ketinggian. Lokasi ini kerap menjadi spot favorit berburu foto. Juga tempat beristirahat dari lelahnya perjalanan mendaki, sekaligus mengumpulkan tenaga menapaki perjalanan yang masih berlanjut. 

Jalanan menanjak masih menemani perjalanan berikutnya. Tak mampu melanjutkan lebih jauh, saya memilih beristirahat, lalu turun ditemani Tri. Perjalanan menurun lebih mudah.

Halaman
1234
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved