Berita Belitung

Imlek di Bangka Belitung Meriah Usai PPKM Dicabut, Warga Tionghoa Bersyukur Imlek Lebih Bermakna

Perayaan Tahun Baru Imlek di Bangka Belitung tahun ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19, menyusul dicabutnya status PPKM.

Penulis: Novita CC | Editor: Novita
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Pertunjukan barongsai saat perayaan Tahun Baru Imlek di kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang, Sabtu (21/1/2023) malam. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Tepat di Minggu (22/1/2023), masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2574/2023.

Perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19, menyusul pencabutan status PPKM oleh pemerintah pada akhir 2022 lalu.

Masyarakat Tionghoa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merayakan Imlek merasa bersyukur karena perayaan tahun ini tanpa ada pembatasan, baik dalam hal beribadah maupun aktivitas lain seperti saling berkunjung antar keluarga dan kerabat.

Seperti yang dirasakan Ajit, warga Kelurahan Keramat, Kota Pangkalpinang. Ajit mengaku bersyukur karena perayaan Imlek kali ini bisa diadakan dengan meriah, setelah melewati dua tahun masa pandemi Covid-19.

"Tentu bersyukur, lebih meriah dari kemarin waktu Covid-19, lebih terasa perayaannya. Tadi malam juga meriah, sekarang juga bebas bisa berkunjung ke tempat saudara," tuturnya kepada Bangkapos.com, Minggu (22/1/2023).

Berpakaian serba merah, dia dan keluarga menyempatkan datang ke Kelenteng Dewi Laut atau Shen Mu Miau di Kelurahan Sinar Bulan, Kota Pangkalpinang, sebelum berkunjung ke sanak saudara.

"Kalau rumah di Kelurahan Keramat, tapi ini mau ke tempat saudara. Jadi tadi sekalian sembahyang ke kelenteng ini dulu," kata Ajit kepada Bangkapos.com, Minggu (22/1/2023).

Memasuki tahun baru Kalender Tionghoa ini, dirinya berharap agar semakin banyak rezeki dan juga terus diberi kesehatan.

"Harapan di tahun baru ini, tentu rezeki semakin bertambah. Terus bisa selalu diberi kesehatan," ucap Ajit.

Sementara itu, Susanto, warga yang juga beribadah di Kelenteng Dewi Laut , mengaku sangat bahagia dalam perayaan kali ini.

"Tahun ini lebih terasa makna Imleknya, kemarin masa PPKM semua kan dibatasi. Bahagia rasanya, setelah dua kali melewati dengan keterbatasan," ungkapnya.

Susanto menyambut tahu baru karu kali ini dengan harapan besar, baik untuk usahanya, juga negara Indonesia.

"Kalau harapan, semoga usaha semakin maju. Tapi yang penting Indonesia juga semakin maju," imbuhnya.

Vina Cristyn Ferani menyapa tamu undangan saat open house dalam rangka merayakan Imlek 2023 pada Minggu (22/1/2023).
Vina Cristyn Ferani menyapa tamu undangan saat open house Imlek 2023 pada Minggu (22/1/2023). ((posbelitung.co/dede s))

Kembali Gelar Open House

Sementara itu, setelah dua tahun dilanda pandemi Covid-19, Anggota DPRD Kabupaten Belitung Vina Cristyn Ferani akhirnya kembali mengadakan open house perayaan Tahun Baru Imlek 2023 pada Minggu (22/1/2023).

Kediamannya dipenuhi tamu undangan, mulai dari kolega, mitra kerja, kerabat hingga masyarakat sekitar.

Sesekali Vina menyapa tamu undangan sembari mempersilakan menikmati sajian berbagai makanan dan minuman.

"Setelah dua tahun tidak open house karena Covid, hari ini saya open house lagi. Hari ini kita bersuka cita merayakan Imlek dengan keberagaman," ujarnya kepada Posbelitung.co.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai perayaan Imlek akan lebih indah jika dirayakan dengan penuh keberagaman.

Oleh sebab itu, dirinya menerima seluruh tamu yang datang dari berbagai kepercayaan dan wilayah manapun.

"Harapannya tahun ini ekonomi semakin membaik, tidak ada lagi Covid, kita bersama-sama membangkitkan ekonomi masyarakat agar Belitung lebih maju lagi," ucap Vina.

Enam Tim Barongsai

Masyarakat menyaksikan pertunjukan barongsai saat perayaan Imlek di Kelenteng Kwan Tie Miau Kota Pangkalpinang, Sabtu (21/1/2023) malam.
Masyarakat menyaksikan pertunjukan barongsai saat perayaan Imlek di Kelenteng Kwan Tie Miau Kota Pangkalpinang, Sabtu (21/1/2023) malam. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

 

Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Pangkalpinang tahun ini meriah. Sejak Sabtu (21/1/2023) sore, antusias masyarakat menyambut Tahun Baru Imlek ini mulai terasa.

Kelenteng yang terang benderang oleh lampion-lampion merah mulai didatangi masyarakat. Sebab selain ibadah sembahyang Tahun Baru Imlek di kelenteng, ada juga pertunjukan barongsai yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum.

Ada enam tim barongsai yang tampil di Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang pada malam Tahun Baru Imlek pada Sabtu malam itu.

Ingar bingar suara alat musik barongsai memenuhi halaman kelenteng. Kesenian tradisional itu asyik dinikmati masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Barongsai silih berganti memasuki kelenteng meminta izin kepada para dewa-dewa terlebih dulu untuk bermain di halaman kelenteng.

Tak hanya memeragakan gerakan singa yang lincah dalam melompat ke sana kemari, beberapa tim barongsai juga menampilkan atraksi di atas tiang-tiang yang sudah disediakan.

Tepuk tangan dari para penonton bersahut-sahutan ketika menyaksikan atraksi barongsai di atas tiang itu berhasil.

Semerbak bau dupa tercium memenuhi ruangan Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang.

Asap-asap bakaran mengepul memenuhi sisi kelenteng yang padat. Lilin-lilin besar berwarna merah itu mulai dinyalakan ketika sudah pukul 23:00 WIB.

Masyarakat Tionghoa meyakini pukul 11 malam tersebut sudah masuk Sincia, sehingga lilin yang diyakini bakal menjadi penerang menjalani kehidupan setahun ke depan sudah bisa dinyalakan.

Ketua Yayasan Kelenteng Kwan Tie Miau, Henry Kurniawan, menyebut, perayaan Imlek kali ini merupakan perayaan yang sangat dirindukan oleh para masyarakat Tionghoa.

Dua tahun sebelumnya, kata Henry, para umat diminta untuk ibadah dan sembahyang di rumah saja. Tanpa keramian dan kemeriahan.

"Kami rasa ini yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bukan hanya masyarakat Tionghoa tapi juga orang Melayu. Terbukti semuanya terhibur dengan barongsai, semuanya menyaksikan barongsai dengan gembira," kata Henry kepada Bangkapos.com, Sabtu (21/1/2022) malam.

Kata Henry, pihaknya juga memberanikan diri menggelar perayaan Imlek yang meriah di tahun 2023 ini lantaran pemerintah telah resmi mencabut PPKM di Indonesia.

Dia berharap, di tahun 2023 ini membawa keberuntungan bagi semua umat beragama di Bangka Belitung.

"Untuk semua umat beragama semoga ditahun yang baru ini selalu diberikan kesehatan, kelancaran berusaha, keselamatan, serta harapan-harapan baik lainya yang selalu kita panjatkan kepada Tuhan," tuturnya.

Makna Penerang Kehidupan

Henry mengatakan, menyalakan lilin pada tahun baru imlek memiliki makna sebagai penerang menjalani kehidupan setahun ke depan.

"Masyarakat Tionghoa meyakini lilin tersebut menjadi harapan agar kehidupan yang dijalani dapat berjalan dengan mudah dan lancar," bebernya.

Kata Henry, lilin merah beraneka ukuran yang ada di kelenteng merupakan sumbangan dari umat, yang kemudian selalu dinyalakan setiap hari di kelenteng.

"Selain sumbangan lilin kita juga ada sumbangan sembako, seperti minyak, gula, garam, beras, dan banyak lagi. Nanti setelah ini akan kita serahkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bukan hanya masyarakat Tionghoa, tapi masyarakat umum yang membutuhkan," jelasnya.

Setelah sembahyang awal tahun dilaksanakan di kelenteng, pesta kembang api dilaksanakan meriah. Dentuman kembang api baru berakhir hingga pukul 00:20 WIB.

Pesta kembang api ini juga masih disaksikan oleh para masyarakat umum.

Tradisi Berbagi Rezeki

Tradisi perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan angpau, yakni uang yang dibungkus dalam amplop berwarna merah.

Bagi masyarakat Tionghoa, angpau menjadi simbol kepedulian dan berbagi kebahagiaan antar sesama, terutama kepada orang yang belum mampu.

Selain itu, Angpau merupakan wujud ucapan syukur atas rezeki yang didapat selama setahun terakhir. Wujudnya, berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan.

Pemuka agama Konghucu yang juga Ketua Kelenteng Kwan Tie Miau Sungailiat, Sung Sun Khin, mengatakan, semua orang boleh menerima angpau dan berbagi angpau. Sangat disarankan diberikan saat Imlek, karena angpau yang diberikan itu akan sangat berguna bagi yang menerimanya.

"Semua boleh menerima angpau. Kalau Imlek, anak-anak banyak datang ke rumah, jadi saya memang sudah siapkan amplop yang isinya bervariasi mulai Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, dan seterusnya. Jadi angpau itu kalau menurut agama kita Khonghucu, adalah sarana kita berbagi. Kita beri seribu, maka kita akan mendapat pahala ratusan kali lipat, jangan takut untuk berbagi selagi ada," kata Sung Sun Khin, Minggu (22/01/2023).

Namun untuk memberikan angpau tidak boleh sembarangan, karena ada aturan yang harus ditaati orang yang berbagi rezeki tersebut.

"Seperti angpau berwarna merah, di mana merah memiliki arti keberuntungan. Begitu pula dengan warna angpau, wajib berwarna merah. Angpau merah merupakan lambang perantara keberuntungan berupa materi dan berkat bagi yang memberi maupun yang menerima. Jangan memberi angpau putih, karena merupakan lambang kesialan atau tanda duka cita," jelasnya.

Selain itu, angpau tidak boleh dititipkan, karena merupakan tanggung jawab pribadi yang harus dilakukan sendiri.

Maknanya, dengan memberikan langsung bisa menjalin tali persaudaraan. Pemberian angpau juga masih bisa dilakukan hingga 14 hari setelah awal Tahun Baru Imlek.

"Angpau harus diberikan pasangan yang sudah menikah, dan umumnya diberikan orang yang lebih tua kepada yang lebih muda dan orang yang belum menikah. Jika belum menikah, namun secara finansial sudah mapan, tetap diperbolehkan berbagi angpau," imbuhnya.

Selain itu, isi angpau tidak boleh ganjil dan berangka 4. Jumlah uang yang diberikan dalam angpau tidak boleh berjumlah ganjil, karena dipercaya sebagai kesialan.

"Sedangkan angka 4 dalam tradisi Tionghoa dipercaya sebagai angka sial dan dihindari. Jangan memberikan uang yang mengandung angka 4, misalnya Rp14.000, Rp24 ribu, Rp40.000 dan ada angka 4 lainnya," jelas Akhin, sapaan akrabnya.

(Posbelitung.co/Dede Suhendar/Bangkapos.com / Rifqi Nugroho/Andini Dwi Hasanah/Edwardi)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved