Berita Pangkalpinang

Tiga Kabupaten Alami Kenaikan Kasus, Stunting Babel Turun 0,1 Persen

Angka kasus stunting di Bangka Belitung mengalami penurunan 0,1 persen, atau dari 18,6 persen menjadi 18,5 persen pada tahun 2022.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo |
Freepik/pikisuperstar
Ilustrasi stunting pada anak. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Angka kasus stunting di Bangka Belitung mengalami penurunan 0,1 persen, atau dari 18,6 persen menjadi 18,5 persen pada tahun 2022. Hal ini didapati dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).

Dalam data tersebut, diketahui ada empat kabupaten yang mengalami penurunan kasus yakni Bangka Barat, Bangka, Kota Pangkalpinang dan Belitung Timur. Sedangkan tiga kabupaten lainnya, Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Belitung mengalami peningkatan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Babel, dr Hastuti mengatakan, untuk mengatasi ini perlu mengetahui kendala penanganan di lapangan. "Penanganan stunting bersifat multisektoral dalam bentuk intervensi sensitif dan intervensi spesifik, sehingga untuk menjawab kendala-kendala ini setiap sektor yang terlibat seyogyanya mereview apa kendala yang dihadapi oleh sektor masing-masing dalam penanganan stunting tersebut," ujar Hastuti, Senin (13/2).

Menurutnya, perlu mereview kendala implementasi kegiatan pada setiap langkah dalam lima pilar strategi nasional percepatan penurunan stunting di semua kelompok sasaran. Sesuai Perpres 72 tahun 2021 sektor-sektor yang terlibat tersebut tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa atau kelurahan.

Untuk menangani stunting ini, Dinkes Babel menyarankan masing-masing sektor perlu melakukan identifikasi dan menganalisis masalah di sektor masing-masing dan membuat rencana serta melaksanakan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang ada. "Serta meningkatkan konvergensi dalam intervensi spesifik dan sensitif melalui 8 aksi percepatan penurunan stunting," jelasnya.

Dinas Kesehatan terus memastikan setiap program yang mendukung indikator intervensi spesifik berjalan dengan semakin baik sehingga targetnya dapat tercapai dan untuk dua indikator yang masih belum optimal akan dilakukan penguatan terhadap programnya dengan melakukan peningkatan kualitas petugas. "Serta alat untuk melaksanakan program sehingga semakin baik dan meningkatkan koordinasi kepada lintas sektor yang terkait untuk mendukung pencapaian target, termasuk juga memastikan upaya aksi 7 (pengukuran dan publikasi stunting) pada 8 aksi percepatan penurunan stunting berjalan secara optimal," katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa mengatakan, pihaknya terus mengencarkan upaya untuk penanganan stunting. "Sebenarnya kalau capaian kita dari RAN Pasti ada 15 indikator, kita nomor satu secara nasional, 98 persenan, sudah baik kita bekerja. Kalau survei ini, ada tiga wilayah yang naik, yang lain turun bahkan ada yang turun 6 angka, Belitung Timur," katanya beberapa waktu lalu.

BKKB Babel sudah menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan Penurunan Stunting Bangka Belitung dengan tujuan untuk memperkuat sinergisitas penanganan stunting. "Kami minta bantuan Pemprov, sinergi lebih bersama-sama, kita akan lebih fokus kepada wilayah sesuai angkanya. Kita sudah tahu strateginya, kita upayakan," jelasnya.

Pasiter Kasrem 045/Gaya, Mayor Cpl Subandry ikut serta untuk menangani percepatan stunting di Bangka Belitung. "Kita ini ada tiga point, pertama merasa aman dulu, aman buat warga yang kena stunting sehingga berjalan dengan semestinya. Kedua, kita mendata berapa jumlah anak yang kena stunting, gimana penurunannya. Ketiga, mengadakan koordinasi dan kolaborasi, antara pemerintah dan pemerintah daerah sehingga terjalin baik," katanya. (s2)

Penguatan Tumbuh Kembang Anak
KEPALA Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Babel, dr Hastuti mengatakan, bidang kesehatan terlibat dalam intervensi spesifik yang berkontribusi 30 persen dalam penanganan stunting. "Dari 9 indikator intervensi gizi spesifik tahun 2022 ada 2 indikator yang masih perlu penguatan yaitu bayi usia < 6>

Diakuinya, capaian ASI Eksklusif yang masih rendah ini di antaranya disebabkan masih ada ibu-ibu yang belum menyadari pentingnya untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya hingga usia 6 bulan. "Selain itu faktor ibu bekerja juga menjadi salah satu penyebab, di samping kesiapan para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif yang ditandai dengan adanya keluhan bahwa ASI-nya tidak lancar atau ASI-nya sedikit, dan sebagainya, serta patut diduga terkait juga dengan komitmen petugas kesehatan dalam mendukung penerapan inisiasi menyusui dini pada semua bayi baru lahir di semua fasilitas kesehatan," katanya.

Selain itu, soal tumbuh kembang, dr Hastuti menyebutkan belum tercapainya target pemantauan tumbuh kembang balita antara lain disebabkan belum semua orangtua balita yang menjadi sasaran pemantauan membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. "Semakin tinggi usia anak, semakin jarang atau bahkan orang tua tidak lagi membawa anak balitanya ke posyandu," ujarnya. (s2)

NEWS ANALYSIS
Bambang Ari Satria, Dosen Kebijakan Publik Stisipol Pahlawan 12

Efek Kurangnya Koordinasi
MASIH kurangnya koordinasi penanganan stunting menjadi faktor penyebab angka stunting turun terlampau pelan di Bangka Belitung. Pada tingkatan paling bawah, faktor lainnya adalah karena ada desa yang tidak menjadi lokus stunting berdasarkan kondisi terkini, lambannya penerapan stunting di tingkat desa karena perhatian kepala desa lebih kepada infrastruktur dibandingkan dengan intervensi stunting. Faktor lainnya adalah masih ada desa yang belum memasukkan kegiatan penanganan stunting dalam rencana pembangunan desa sehingga tidak dianggarkan dalam dana desa.

Untuk mencegah masalah stunting dibutuhkan upaya yang bersifat holistik dan saling terintegrasi. Desain besar kebijakan percepatan penurunan stunting secara nasional sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Secara kebijakan, Perpres tentang percepatan penurunan stunting perlu diturunkan sampai kepada level daerah dengan tersedianya kebijakan/peraturan kepala daerah tentang kewenangan desa/kelurahan dalam penurunan Stunting,

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved