Berita Bangka

BIODATA EM Osykar Ketua Bawaslu Babel, Tertarik Isu Kepemiluan Sejak di Bangku SMA

Ayah tiga orang anak ini menceritakan mulai tertarik pada isu kepemiluan, kepengawasan pemilu, dan demokrasi

Editor: Kamri
Istimewa/Dokumentasi EM Osykar
Ketua Bawaslu Bangka Belitung (Babel), EM Osykar. 

Ia ketika itu mengusung visi membawa lembaga pengawas pemilu tingkat provinsi yang semakin dicintai dan dipercaya oleh masyarakat.

"Dulu misi saya membangun kelembagaan dan aparatur pengawas yang solid kompeten dan berintegritas, kemudian menjadikan pengawasan pemilu lebih partisipatif dengan meningkatkan peran serta masyarakat, peserta pemilu, dan pemangku kepentingan lainnya. Ketiga, memperkuat sistem pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan terintegrasi dengan berbasiskan teknologi dan berkelanjutan," tegasnya.

Baca juga: Bawaslu Belitung Timur Awasi Coklit, Nama Tak Masuk dalam Daftar Pemilih Bisa Lapor Bawaslu

Kemudian ketika memegang komando Bawaslu Babel, dirinya menginginkan terciptanya pengawasan pemilu yang terpercaya, inovatif serta partisipatif.

Dengan demikian, tercipta tatanan demokrasi dan menghasilkan pemerintahan yang dicintai oleh rakyatnya.

"Unsur-unsur pemangku kepentingan harus dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu. pemangku kepentingan tersebut bermacam-macam antara lain, yaitu KPU, DKPP, Pemerintah, Partai Politik, Kepolisian, Kejaksaan, TNI, Pengadilan, Perguruan Tinggi, dan masyarakat," terang Osykar.

Menurutnya, untuk menghindari intervensi negatif sebagai pengawas dalam pesta demokrasi, maka harus menjunjung independensi dan membuka ruang komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat.

"Komunikasi menurut saya menjadi salah satu cara yang efektif untuk mendengar dan memberikan penjelasan kepada pihak-pihak terkait. Ketika ruang diskusi dibuka, maka kita dapat mendengar masukan bahkan keluhan dari berbagai pihak," terangnya.

Disinggung mengenai semakin dekatnya kontestasi Pemilu Serentak 14 Februari 2024 mendatang, apakah konsep pengawasan partisipatif yang ditawarkan oleh Bawaslu sudah membawa demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.

"Konsep pengawasan partisipatif mengedepankan masyarakat sebagai subyek pengawasan sekaligus obyek pengawasannya. Peran Bawaslu dalam penguatan dan pemberdayaan masyarakat sebagai kekuatan pengawasan partisipatif sudah cukup maksimal, mulai dari pendekatan teknologi, pengelolaan media sosial yang lain juga terus ditingkatkan," katanya.

Tidak hanya itu, sebagai Ketua Bawaslu menceritakan suka duka yang dialami, apalagi dengan semakin padatnya tahapan pemilu seperti saat ini.

"Kalau sukanya tentu karena sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikan baik saat S1 dan S2. Untuk duka tentu kerja penuh waktu, yang membuat keluarga harus bisa memberikan toleransi yang lebih terhadap amanah yang diemban ini," ungkapnya.

Baca juga: Bawaslu Belitung Timur Fokus Pengawasan dan Edukasi ke Masyarakat

Osykar menegaskan lembaga tidak bisa dilepaskan dari alat, media, cara dan etika mereka berkomunikasi melalui media massa.

Ini karena seseorang bisa menilai, bahkan bisa menyimpulkan kinerja suatu organisasi atau lembaga dari bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat melalui media massa dan media yang mereka miliki.

"Informasi yang melekat dalam media harus dipenuhi Bawaslu agar slogan bersama rakyat awasi pemilu tidak menjadi sekedar jargon. Rakyat akan bersama Bawaslu untuk melakukan pengawasan, jika mereka secara dini juga sudah mendapatkan informasi-informasi mengenai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu," pungkasnya.

Apel Siaga Satu Menjelang Pemilu 2024

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved