Berita Bangka
Lidi Nipah yang Diolah Deshanda Craft Jadi Brand Kerajinan dari Babel Tembus Mancanegara
Sebagai upaya meningkatkan nilai ekonomi, lidi nipah dapat dikreasikan menjadi kerajinan kekinian sesuai dengan permintaan konsumen.
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Deshanda Craft Lidi Nipah adalah UMKM kerajinan yang mengolah lidi nipah menjadi beberapa produk spesialis home decor.
Sebagai upaya meningkatkan nilai ekonomi, lidi nipah dapat dikreasikan menjadi kerajinan kekinian sesuai dengan permintaan konsumen.
Sebelumnya, lidi nipah hampir tak digunakan sama sekali, namun melalui tangan Eva Deswanti, Pemilik Deshanda Craft sejak 2020 kemarin lidi nipah ini disulap menjadi bernilai ekonomi.
Bahkan keberadaan aneka produk kerajinan dari lidi nipah yang diolah Eva ini pun dikenal sebagai brand kerajinan dari Bangka Belitung yang tidak hanya dilirik oleh masyarakat lokal, akan tetapi tembus ke mancanegara.
Diakui Eva, pemanfaatan digitalisasi yang masif membuatnya semakin dikenal banyak orang, bahkan saat ini sedang dipromosikan ke luar negeri untuk ekspor.
"Kalau untuk yang offline kami titip di beberapa tempat seperti galeri UMKM, pusat perbelanjaan, tapi yang paling banyak itu memang pada penjualan online seperti Shopee, Instagram dan YouTube, itu yang beli bukan hanya orang Bangka Belitung saja," sebut Eva kepada Bangka Pos Group, Rabu (8/2).
Baca juga: DLH Kelola 15 Ruang Terbuka Hijau, Anggarkan Perawatan Taman Tematik hingga Rp1 Miliar per Tahun
Kata Eva, satu bulan ia bisa menghabiskan ratusan kilogram lidi nipah untuk pembuatan home decor tersebut.
Berbagai produk Deshanda antara lain laundry basket, wall mirror, tisue box, table runner, tablecloth, placemat, cover pot, keranjang buah, keranjang botol, pot bubu dan lainnya.
"Tokonya di dalam gang, kita mau sewa ruko yang dekat kota mahal modalnya tidak cukup, jadi kenapa tidak manfaatin handphone yang selama ini kita pegang. Dan kami merasakan betul dampak digitalisasi itu sangat masif untuk penjualan," jelasnya.
Kata Eva, Deshanda sangat mengedepankan prinsip eco green, membuat produk natural yang ramah lingkungan dan estetik serta menggunakan bahan baku 100 persen berada di Babel.
"Kalau sekarang kita lagi belajar untuk ekspor, kemarin beberapa sampel produk kami sudah dikirimkan ke Singapura dan Kamboja. Kalau yang paling sering produk kami kadang dijadikan suvenir oleh beberapa instansi yang memang lebih mengedepankan kearifan lokal," tuturnya.
Baca juga: Jumlah Pemudik saat Lebaran 2023 Diprediksi Capai 100 Juta Orang, Menhub: Hampir Dipastikan Akurat
Diakuinya, sejak awal ia memang suka membuat aneka kerajinan hingga kemudian diajak untuk mengikuti berbagai macam pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bangka Belitung.
"Sebelumnya saya itu pengrajin cual, kemudian waktu mau produksi ternyata benang-benangnya itu mahal banget. Terus dari Dinas Koperasi mengajak agar mengikuti pelatihan pengrajin lidi salah satunya kami dan berjalanlah sampai sekarang kami mengolah lidi nipah jadi nilai ekonomi," bebernya.
Sekarang kata Eva, untuk memenuhi kebutuhan pemesanan para konsumen ada 50 orang tenaga kerja pengrajin yang terus diberikan pelatihan dan bimbingan.
Sementara itu PT Timah Tbk mendaftarkan berbagai produk dari 4.000 UMKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke Pasar Digital BUMN (PADI), guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian UMKM mitra binaan perusahaan plat merah itu.
| DLH Kelola 15 Ruang Terbuka Hijau, Anggarkan Perawatan Taman Tematik hingga Rp1 Miliar per Tahun |
|
|---|
| Jumlah Pemudik saat Lebaran 2023 Diprediksi Capai 100 Juta Orang, Menhub: Hampir Dipastikan Akurat |
|
|---|
| PSBI Fokus Kendalikan Inflasi, Serahkan Program Sosial Kebutuhan Pertanian |
|
|---|
| Uji Coba Beli BBM Pakai QR Code di SPBU Kampung Dul, Banyak Warga Tak Paham Cara Daftar di Aplikasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.